25 Februari 2020

Stasiunku Istanaku


Mungkin kita pernah mendengar sebuah pepatah lama yang mengatakan bahwa rumahku adalah istanaku. Hal ini ada benarnya terutama jika di dalam sebuah rumah tersebut tinggal sebuah keluarga berisikan orang-orang yang saling mengasihi dan menjaga satu sama lain. Setiap orang selalu ingin membuat rumahnya seindah dan senyaman mungkin bahkan dengan biaya yang tidak sedikit karena mereka menganggap rumahnya adalah istananya. Bahkan ada kalanya kita bisa terusik bila ada orang yang berbuat ricuh, onar atau bahkan mengotori rumah kita.

Setiap stasiun yang ada di pabrik reduksi juga bisa kita ibaratkan sebagai sebuah rumah. Pegawai yang bekerja di pot operasi bisa menghabiskan waktu yang cukup lama di sana. Stasiun digunakan sebagai tempat untuk meeting, mengatur pekerjaan, beristirahat, berseloroh, maupun untuk bertukar pikiran Untuk pegawai dayshift setiap hari kerja pasti akan mengunjungi stasiun. Sedangkan untuk pegawai shift di tiap tim tentu akan lebih lama lagi menggunakan stasiun. Terkadang di pagi hari, sore hari, atau bahkan malam hari tergantung shiftnya bekerja. Apalagi untuk pegawai senior yang waktu kerjanya sekitar 10-20 tahun tentu lebih memiliki ikatan yang kuat dengan stasiun tempatnya bekerja masing-masing.

Sebuah stasiun bisa berubah menjadi tempat yang sangat menyenangkan ataupun malah menjadi tempat yang tidak disukai bagi penghuninya tergantung oleh suasana yang ada di dalam stasiun tersebut. Selain karena pengaruh individu penghuni stasiun, juga berhubungan dengan pencahayaan, dekorasi, ataupun barang-barang yang membuat kita nyaman di stasiun seperti halnya kita nyaman di rumah kita sendiri. Stasiun yang rapi dan bersih membuat pikiran kita menjadi tenang terutama sehabis dari lapangan di pabrik reduksi yang kondisinya memang cukup panas.

Namun apabila kondisi stasiun tidak rapi mulai dari pakaian yang diletakkan sembarangan di kursi, lantai yang kotor, dapur yang bau, serta dekorasi yang tidak sedap dipandang tentu malah membuat kita akan semakin suntuk. Justru akan timbul ketidaknyamanan yang dirasakan sehingga waktu istirahat yang ada menjadi tidak maksimal dan berujung pada hilangnya konsentrasi saat bekerja. Bila hal ini terjadi kemungkinan terjadinya accident pun cukup besar.

Di pot operasi sudah mulai digalakkan kegiatan merapikan stasiun. Kegiatan ini berupa mendekorasi ruangan yang ada di stasiun mulai dari ruang stasiun, ruang rokok, ruang loker, dan beberapa stasiun juga mendekorasi musholla. Ternyata antusiasme dari para pegawai cukup besar terkait hal itu. Bakat-bakat beberapa pegawai yang suka desain pun tersalurkan. Semua stasiun mendekorasi secara kreatif dan imajinatif seakan membuat istana mereka masing-masing walaupun harus menggunakan dana patungan masing-masing personil di tiap stasiun. Namun mereka melakukannya secara sukarela dan penuh semangat. Hal ini sesuai dengan tema acara perlombaan yaitu dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Hasilnya semua stasiun pun terlihat sangat indah dan berwarna warni.

Ruang stasiun yang telah didekorasi membuat stasiun menjadi tempat yang enak untuk dipandang. Suasana meeting di ruangan menjadi lebih semarak. Pembagian kerja pun bisa menjadi lebih terarah. Di ‘istana’ yang baru ini, diskusi yang mengalir diharapkan bisa tercipta dan ide-ide inovasi baru pun bisa dikumpulkan. Sehingga kualitas kerja yang dihasilkan nantinya bisa lebih maksimal.
Untuk pekerjaan di pot operasi kualitas kerja yang optimal sangat diperlukan. Kondisi peralatan yang ada saat ini dimana untuk pekerjaan anode changing contohnya masih mengandalkan tenaga manusia tentu kualitas pekerjaannya bergantung pada pegawai yang menjadi crane man dan helper saat anode changing. Bagaimana pengeluaran keraknya, setting anodanya, perapihan setelah selesai anode changing masih memerlukan tenaga dan kejelian yang ekstra. Pikiran yang positif dari pegawai terutama yang melakukan pekerjaan anode changing tentu dapat memberikan dampat yang positif terhadap hasil kerja yang dihasilkan.

Begitupun dengan kegiatan mempercantik ruang rokok. Perlu kita sadari saat ini hampir separuh dari pegawai masih merokok. Ruang rokok yang juga dipercantik turut membantu untuk menyegarkan kembali pikiran pegawai yang baru kembali dari lapangan. Ditambah saat ini diperbolehkan menyalakan musik dari radio di ruang rokok tentu dapat menjaga motivasi pegawai dalam bekerja. Bila pegawai sudah merasa nyaman bekerja tentu enggagement pun dapat meningkat. Meskipun juga tidak dibenarkan apabila berlama-lama menghabiskan waktu di ruang rokok.

Beberapa stasiun turut mengecat ulang ruang musholla dan ruang loker berdasarkan selera masing-masing. Karpet di ruang mushola juga diganti dengan yang baru. Tujuannya adalah agar dapat lebih khusuk lagi dalam beribadah sehingga terdapat keseimbangan antara dunia dan akhirat. Ruang loker yang telah dicat ulang juga membuat pegawai merasa senang dengan suasana baru yang mereka buat.
Selanjutnya adalah bagaimana menjaga apa yang sudah dibuat. Tentu hal ini menjadi lebih sulit untuk dilakukan sebab perlu konsistensi yang tinggi dari semua personil di tiap tim yang ada di stasiun. Sebab apabila ada satu oknum saja yang berbuat tidak baik dapat mengganggu apa yang sebelumnya sudah disepakati bersama. Beberapa contoh perilaku menyimpang yang masih ditemukan adalah:

  • Ruang stasiun yang sudah cantik, tapi peletakan buku ataupun koran masih sembarangan. 
  • Kemudian peletakan baju dari lapangan yang ditaruh begitu saja di kursi tidak langsung dijemur. 
  • Di ruang rokok sampah cemilan tidak dibuang ke tempat sampah ataupun rokok bekas yang dilemparkan melalui jendela sehingga terkumpul di teras stasiun. 
  • Ruang loker yang sudah diperindah tapi peletakan sepatu masih tidak rapi/tidak diletakkan di rak sepatu. Tentu akan merusak pandangan bagi siapa saja yang melihatnya.

Setiap stasiun digunakan oleh 4 tim yang bekerja dimana masing-masing tim terdiri dai 10 orang. Sehingga total keempat puluh orang inilah yang secara bergantian menggunakan ruang ‘istana’ ini. Tugas para pimpinanlah untuk mengontrol dan mengawasi agar tidak ada perilaku yang menyimpang dari setiap personil di stasiun tersebut. Hal ini sebenarnya tidaklah sulit karena para pegawai ini hanya perlu diingatkan saja sebab dekorasi yang ada sebenarnya buatan mereka sendiri yang tentu sangat disayangkan bila rusak akibat perbuatan sendiri. Jangan sampai malah terjadi pembiaran terhadap kegiatan menyimpang ini karena apabila satu perilaku menyimpang sudah dibiarkan sangat mungkin kawan yang lain akan ikut melakukan penyimpangan yang sama. Sehingga tujuan awal yang sudah disepakati bersama menjadi tidak tercapai.

Bila stasiun sudah bersih dan rapi tentu pegawai akan merasa nyaman dalam bekerja. Tidak ada di dalam pikirannya untuk ingin cepat-cepat pulang karena dia sudah merasa nyaman di ‘istananya’. Bahkan pada tahapan yang lebih tinggi ada rasa memiliki dengan ikut menjaga kebersihan dan kerapihan stasiun dari setiap personil yang ada di stasiun. Apabila ada pegawai lain yang tidak rapi dia tidak segan-segan untuk menegur tanpa harus stafnya yang menegur. Sehingga impian untuk terbentuknya mindset ‘stasiunku istanaku’ bisa tercapai.

Tidak ada komentar: