23 Oktober 2015

Analisa Usaha Tani Cabe Rawit

Komoditas                           : Cabe Rawit
Luas Penanaman                  : 1 Ha.
Lama usaha tani                  :  6 bulan.
I. Pengeluaran
A. Biaya Tetap
1. Sewa Lahan 1 Ha 612,500                                                           Rp.    612,500
2. Peralatan
a. Cangkul 7 unit @ Rp 55,000                                                         Rp.    385,000
b. Parang 7 unit @ Rp. 40,000                                                         Rp.    280,000
c. Gembor 7 unit @ Rp. 35,000                                                        Rp.    245,000
d.Sak/karung 50 unit @ Rp. 2,500                                                   Rp.    125,000
e.Sprayer 2 unit @ Rp. 230,000                                                       Rp.    460,000

B. Biaya Operasional
1. Pengolahan Tanah
a. Pembuatan Surjan 143 HOK @ Rp. 35,000                                    Rp.  5,005,000
b. Pengolahan bedengan 35 HOK@ Rp.  35,000                                 Rp.  1,225,000

2. Penanaman dan Penyulaman 8 HOK @ Rp 35,000                          Rp.     280,000

3. Pemeliharaan
a. Pemupukan 15 HOK @ Rp. 30,000                                                Rp.     450,000
b. Penyiraman 98 HOK@ Rp.  30,000                                                Rp.  2,940,000
c. Pemasangan Ajir 15 HOK@ Rp. 35,000                                         Rp.     525,000
d. Perbaikan Saluran 6 HOK @ Rp. 35,000                                        Rp.     210,000
e. Pemberantasan HPT 25 HOK @ Rp. 35,000                                   Rp.     875,000
f. Panen dan Angkut 120 HOK@ Rp. 35,000                                      Rp.  4,200,000

4. Bahan-Bahan
a. Benih Cabe rawit  20 bks 10 gr  @ Rp.20,000                               Rp.     400.000
b. Pupuk Organik 1,000 kg @  Rp. 750                                             Rp.     750,000
c. Pupuk Urea 100 kg @ Rp. 1,700                                                   Rp.     170,000
d. Pupuk SP-36 100 kg  @ Rp. 2,100                                                Rp.     210,000
e. Pupuk NPK 200 kg  @ Rp. 6.000                                                   Rp.  1,200,000
f. Pupuk Daun  2 ltr @ 80.000                                                         Rp.     160.000
g. Pestisida 10 liter @ Rp. 65,000                                                   Rp.     650,000
h. Kapur Pertanian/Dolomit 250 kg @ Rp. 700                                 Rp.     175,000
5. Kayu/Bambu ajir 20,000 Batang @ Rp. 150                                  Rp.  3,000,000

 Total Biaya Produksi 1 ha                                                               Rp. 24,532,500
 
II. Pendapatan
1. Total Produksi 2,000 kg  @ Rp. 37,500                                        Rp. 75,000,000

III. Analisa Usaha Tani
Total Biaya Produksi 1 ha                                                               Rp. 24,532,500
Total Hasil / Pendapatan 1 ha                                                        Rp. 50,467,500
Keuntungan 1 bulan                                                                       Rp.  8,411,250

Selamat jalan kawan

Chairully Salam namanya. Saya pertama kali betemu dia di organisasi Kamuka Pawata FTUI. Dia hobi sekali mendaki gunung. Salah satu anak yang paling enak saat diajak mendaki gunung. Walaupun dia lebih muda, namun dia ga rewel saat melakukan perjalanan. Rully selalu terlihat sederhana selama saya mengenalnya.



Selamat jalan kawan. Semoga tenang di sana. Dirimu akan selalu kukenang...

Teknis Budidaya Singkong

SYARAT TUMBUH TANAMAN SINGKONG
1. Iklim
  1. Untuk dapat berproduksi secara optimal, tanaman singkong memerlukan curah hujan 150- 200 mm pada usia 1-3 bulan, 250-300 mm pada usia 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan saat panen.
  2. Suhu udara minimal bagi tumbuhnya tanaman singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat.
  3. Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60% - 65%.
  4. Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon/singkong sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
2. Media Tanam
  1. Tanah yang paling sesuai untuk singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
  2. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
  3. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya singkong berkisar antara 4,5 - 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0- 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
3. Bibit
  1. Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, dan sesuai untuk daerah penanaman. Sebaiknya varietas unggul yang dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan, toleran lahan pH rendah dan/atau tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan Ca.
  2. Sangat disarankan stek-nya berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).
  3. Setiap stek yang tidak mengeluarkan tunas segera diganti agar diperoleh pertumbuhan yang normal dan sehat serta seragam
  4. Batang telah berkayu dan berdiameter ± 2,5 cm lurus.
  5. Belum tumbuh tunas-tunas baru
PEDOMAN MENANAM SINGKONG
1. Pengolahan Media Tanam
  1. Persiapan
Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah
  • Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester.
  • Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
  • Penetapan jadwal/waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan kapasitas pabrik pengolahan. Selalu diusahakan hasil panen lebih besar dibandingkan dengan kapasitas pabrik. Kelebihan produksi dapat dijual kepada pihak ketiga yang jumlahnya banyak, khususnya di pulau Jawa.
  • Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani singkong.
  1. Pembukaan dan Pembersihan Lahan.
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. Tetapi untuk menghemat biaya, tidak perlu terlalu bersih, asal tanah di sekitar bibit (larikan) bisa dibuat gembur. Jarak tanam bibit yang rapat (1 x 1 meter), akan menyebabkan dedaunan dari usia tanam 2-3 bulan akan menutup tanah di sekitar yang akan mematikan pertumbuhan gulma.
  1. Pembentukan Bedengan (Guludan).
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
  1. Pengapuran (Bila diperlukan).
Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam/tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan adalah 1 s/d 2,5 ton/ hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.
2. Teknik Penanaman
  1. Penentuan Pola Tanam Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola monokultur adalah 100 x 100 cm. Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam, bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk khusus yang telah dicampur dengan air, selama 1 jam.
  2. Setelah itu baru dilakukan penanaman dilahan. Hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit. Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.
3. Pemeliharaan Tanaman
  1. Penyulaman.
Untuk bibit yang mati/abnormal harus segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan. Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas.
  1. Penyiangan.
Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/tanaman liar pengganggu (gulma) yang hidup disekitar tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 kali penyiangan. Periode kritis atau periode tanaman harus bebas gangguan gulma adalah antara 5-10 minggu setelah tanam.
Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan kondisi bebas gulma.
  1. Pembubunan.
Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tanaman dan setelah dibuat seperti gundukan. Waktu pembubunan bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya.
Apabila tanah sekitar tanaman ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan/ditutup dengan tanah agar akan tidak kelihatan.
  1. Perempelan/Pemangkasan.
Pada tanaman singkong perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang dan memudahkan untuk dicabut pada saat panen.
  1. Pemupukan
Pemupukan Secara Konvensional/Kebiasaan Petani Pemupukan dilakukan dengan system pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 135 kg.
Pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K = 1/3 : 1: 1/3 atau Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K = 2/3:0:2/3 atau Urea : 85 kg dan KCL : 85 kg.
Pemupukan dengan menggunakan Pupuk Organik (makro dan mikro), dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia/anorganik sampai dengan 50%.
Khusus untuk bibit yang di-hybrid, jadwal pemupukannya tidak terlalu jauh dengan pemupukan yang konvensional, hanya saja pupuknya yang berbeda.
5. Pengairan dan Penyiraman
Kondisi lahan singkong dari awal tanam sampai umur ± 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
6. Waktu Penyemprotan Pestisida / Insektisida
Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan dapat ikut mati.