16 Oktober 2021

MENUMBUHKAN BUDAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI LINGKUNGAN KERJA

Budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan perilaku, kepercayaan, persepsi, dan nilai yang disepakati secara bersama yang berkenaan dengan keselamatan kerja. Dimana budaya keselamatan kerja diterapkan untuk mencapai performa K3 yang dijadikan prioritas utama dalam suatu perusahaan. Ada banyak bahaya ditempat kerja yang beresiko sebagai penyebab penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lemahnya kontrol manajemen K3 terhadap kegiatan kerja, keterbatasan kemampuan pekerja, perbuatan dan kondisi yang tidak aman.

Budaya kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan sangat dibutuhkan terlebih pada PT. Inalum agar mengurangi tingkat penyakit dan kecelakaan akibat bekerja. Setiap insan Inalum harus menyadari betapa pentingnya K3 di lingkungan kerja, penyakit ataupun kecelakaan akibat bekerja sangat merugikan banyak pihak. Kerugian yang sangat berdampak yaitu diri pribadi sebagai pekerja yang sementara waktu atau bahkan selamanya tidak dapat bekerja kembali, hal ini pastinya juga akan berdampak pada keluarga. Perusahaan yang terganggu produksinya, kehilangan konsumen akibat K3 di tempat kerja lemah dan banyak lagi akibat dari kecalakaan kerja lainnya. Oleh karena itu, budaya K3 harus ditumbuhkan disetiap insan Inalum.

Di gedung reduksi sendiri sangat banyak potensi bahaya yang sewaktu-waktu dapat mencelakai pekerja. Beberapa hal yang dapat dilakukan pekerja sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan kerja diantaranya:

1.    Mengetahui setiap potensi bahaya yang dapat terjadi

Suatu tempat kerja akan memiliki potensi bahaya yang berbeda dari tempat kerja lainnya. Ini bisa dipahami karena kondisi tempat kerja yang berbeda beda. Namun, biasanya akan ada kesamaan pada potensi bahaya tertentu. Kategori potensi bahaya tersebut meliputi :

a.    Biologis

Potensi bahaya yang termasuk dalam kategori ini yaitu bahaya yang ditimbulkan oleh virus, bakteri dan serangga.

b.    Kimia

Kimia atau bahan berbahaya dan beracun merupakan potensi bahaya kimia yang paling umum ditemukan ditempat kerja tingkat potensi bahaya yang termasuk dalam kategori kimia tergantung dari sifat atau karakteristik bahan kimia seperti bahan yang mudah meledak, mudah terbakar, beracun, oksidator dan lain lain.

c.     Fisik

Potensi bahaya yang termasuk dalam kategori ini dapat berupa: radiasi, suhu yang tinggi atau sangat rendah, tekanan yang tinggi dapat berupa gas dalam tabung.

d.    Ergonomis

Beberapa potensi bahaya yang tergolong ergonomis adalah: pergerakan yang berlebihan dan berulang, posisi berdiri serta duduk yang terlalu lama terlalu banyak menggunakan pengangkatan manual.

e.     Fsikososial

Diantara potensi bahaya yang masuk dalam kelompok ini adalah: jam kerja shift malam adanya konflik pribadi, beban kerja yang terlalu besar, komunikasi yang tidak berjalan baik.

Banyak hal di gedung reduksi yang dapat dikategorikan sebagai potensi bahaya. Oleh karena itu setiap insan Inalum harus memiliki pengetahuan untuk memahami hal apa saja yang dianggap sebagai potensi bahaya.

 

2.    Selalu ikuti prosedur kerja

Setiap pekerjaan harus dilengkapi dengan standard operating procedure (SOP). SOP dibuat sudah dengan mempertimbangkan faktor keselamatan. Selalu ikuti prosedur kerja, meskipun anda sudah terampil melakukannya. Menggunakan jalan pintas dengan mengabaikan SOP sangat beresiko dan bisa jadi anda celaka karenanya.

 

3.      Laporkan setiap kondisi tidak aman

Kondisi tidak aman bisa muncul kapan saja. Memang, tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi ketika menemukannya. Tapi, bisa jadi kondisi tidak aman tersebut bisa menyebabkan kecelakaan kerja dan menimpa rekan kerja yang tidak mengetahui kondisi tersebut. Maka, laporkan segera jika menemukan kondisi tidak aman lebih cepat akan lebih baik, agar segera dilakukan pengendalian bahaya.

 

4.      Pelihara kondisi peralatan kerja

Alat kerja yang tidak layak pakai bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan akibatnya bisa sangat fatal. Maka program pemeliharaan peralatan menjadi sangat penting untuk dilakukan secara konsisten. Jangan lupa pula untuk melakukan pengecekan sebelum digunakan, untuk memastikan kondisinya baik.

 

5.      Jangan memaksakan bekerja ketika tidak sehat

Kadang kala orang salah persepsi. Karena ingin terlihat rajin, dalam kondisi kurang fit atau sehat pun masih memaksakan bekerja. Tindakan seperti ini sungguh sangat beresiko. Bukan hanya untuk yang bersangkutan, tapi dapat membahayakan orang lain. Minta ijin untuk istirahat dan memulihkan kondisi kesehatan itu jauh lebih baik.

Hal-hal yang telah disebutkan diatas harus dibiasakan agar menjadi sebuah budaya, dan upaya itu dikatakan berhasil ketika tidak melakukanya merasa menjadi sebuah hal yang tabu dan ada rasa yang kurang pada diri setiap pekerja.

Tidak ada komentar: