24 Januari 2013

Kunjungan Mahasiswa UISU ke Treasury Gallery RTM Medan

 RTM Medan kembali mendapatkan kunjungan dari Mahasiswa. Setelah sebelumnya mendapatkan kunjungan dari LP3I, kali ini RTM Medan kedatangan tamu dari UISU Medan. Tepatnya mahasiswa dan mahasiswi jurusan ekonomi. Dalam kunjungan ini kami memberikan sharing mengenai pekerjaan kami. Mulai dari sedikit overview mengenai treasury, cara membaca chart, hinggu rutinitas yang kami lakukan setiap harinya. Mereka sangat antusias dalam mendengarkan karena ini mungkin merupakan hal baru bagi mereka. Para mahasiswa ini adalah murid dari pak Gunawan yang sebelumnya sepat bekerja bagi RTM Medan. Sebagai penutup dari acara kunjungan ini adalah foto bersama antara pegawai RTM Medan dengan para mahasiswa UISU.



23 Januari 2013

Makan2 di Taipan (lagi dan lagi...)

Bayangkan dalam seminggu makan di restauran Taipan 2 kali. Restauran yang baru didatangin kalo ada acara kantor. Secara mahalnya gitu looooh. Tapi harganya sesuai dengan kualitas makanannya kok. Satu hal yang saya bingung adalah sepertinya tidak banyak tempat makan pilihan di Medan ini. Buktinya baru 6 bulan di Medan saya sudah makan di sini selama 4 kali baik itu untuk menjamu klien maupun untuk menjamu tamu dari Jakarta. Makanan yang kami biasa pesan di sini adalah sup burung dara, nasi goreng, udang mayonaise, kepiting, stem cod fish, ayam goreng, ditutup dengan pancake durian. Tidak lupa minumnya adalah Teh Cina. Lezatnya.......

Para Begundal RTM Medan

RTM Medan Full Team


Rumah kecil di pinggir sungai - Franky Sahilatua

Kemanapun aku memandang
Di sekitar rumahku di dekat sungai
Cuaca redup melarutkan s’gala beban

Bila hari-hari yang mengalir
Bagai dedaunan gugur hanyut di sungai
Dalam hening aku coba tentram dan bahagia

Hanyut bersama kesenduan
Kenanganpun terus mencair
Ku dengar engkau di desah angin
Pada rintih gerimis

Datang, datanglah lagi..
Datang, datanglah lagi..
Datang.., datanglah lagi..

Kicau burungpun telah hilang
Ketika sunyi menyelimuti hulu
Pintu-pintu rumah tetangga telah tertutup

Hanyut bersama kesenduan
Kenanganpun terus mencair
Ku dengar engkau di desah angin
Pada rintih gerimis

Datang, datanglah lagi…
Datang, datanglah lagi…
Datang… datanglah lagi…

12 Januari 2013

Kata-kata sakti di manga Kokou No Hito

  1. In order to accomplish historical exploits, the united strength of many comrades is needed. (untuk mencapai eksploitasi sejarah, kekuatan bersatu dari banyak kawan diperlukan)
  2. I want to do what i do my own way. (saya ingin melakukan apa yang saya lakukan dengan cara saya sendiri)
  3. I like them, mountains, those cold rocks, the clear air, the pure white snow bes that no one's ever stepped on, the ridge lines that feel just like you are walking in the sky
  4. so it gives you pleasure? But is it worth risking your life for?
  5. Today, you may be climbing in high spirits, but tomorrow you may lose your footing and fall to your death. That is the world of mountains?
  6. Because the mountain is there....
  7. That sounds like a line I have heard before.
  8. But the world below is full of annoying things, it's such a pain. On mountains, you can be free.
    Free? Even on mountains there are annoying human connections. When you come to a mountain, all the problems you carry don't just go away, right? Despite that, why do you climb mountains?
  9. With mountain climbing, the only one deciding people's futures is the mountain. There is no place for your human ideas.
  10. People who cannot say their own opinions, can not live in any way but to do what others tell them...
  11. Compared to the team order, I think our lives are more important
  12. Think myself, decide myself
  13. There is only one thing in this world I want to do. And that much something i can do. 
  14.  Even if the result is not what you expected, if you walk your path believing in each step at a time, that is a path that will lead somewhere. That is something I believe
  15. Tidak perlu untuk membuat pengorbanan berarti untuk menyelamatkan orang yang sama baiknya dengan mati. (alasan Kurosawa memutuskan tali pengaman Reiko) 
  16. Gunung bukanlah tempat untuk mempercayakan hidup Anda kepada orang lain. itu adalah tempat di mana Anda memberikannya. Sebuah tempat di mana Anda harus siap untuk mati kapan saja jika Anda menjadi beban. (alasan Kurosawa memutuskan tali pengaman Reiko)  

Solo Hiking to Sibayak Mountain

Akhirnya untuk pertama kalinya saya mendaki gunung di luar pulau Jawa. Saya ditempat kan di Medan. Gunung yang sering didaki di Medan ada 2 yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Saya memutuskan untuk mendaki gunung yang lebih pendek terlebih dahulu yaitu Gunung Sibayak (2094 MDPL). Permasalahannya adalah hampir semua orang yang saya kenal di sini tidak ada yang suka naik gunung. saya juga mengajak orang di kaskus tapi malah disarankan ikut tour yang menggunakan guide (gubrakkk).

Akhirnya setelah membaca manga kokou no hito saya menjadi terinspirasi untuk ingin merasakan bagaimana siy rasanya mendaki solo. Setelah melalui pertimbangan matang, membaca info-info di internet, serta mempersiapkan diri (selama seminggu setiap pagi saya push up dan sit up looh) akhirnya pada tanggal 12 Januari 2012 saya memutuskan untuk mendaki gunung sibayak solo.

Pagi harinya saya masih melakukan packing barang2 dan menyiapkan segalanya sehingga baru berangkat dari kosan jam 07.15. Kemudian saya langsung menuju pintu masuk gunung sibayak (melalui jalur pemandian air panas sidebuk debuk). Saya tiba di pos Pertamina pukul 09.00. Kemudian saya makan pagi dulu di rumah makan muslim sekaligus menitipkan motor. kemudian saya pun mulai melakukan pendakian pukul 09.15.

Pintu masuk menuju gunung sibayak dari jalur ini adalah melalui Pertamina Geothermal Sibayak. Jalur yang dilalui adalah melalui jalan aspal. Kalau yang saya baca dari internet, bila melalui jalur ini, maka saya akan melewati jalur berupa tangga. Namun sepanjang mata memandang, saya tidak menemukan jalur tersebut. Sehingga saya hanya terus berjalan melewati aspal ini dan mengikuti jalur pipa gas Pertamina. Selain itu, satu lagi yang sedikit mengkhawatirkan adalah saya tidak menemukan orang lain yang juga ingin ke Sibayak.

Tapi saya sempat melihat mobil yang melaju melewati jalan ini. Di kanan kiri jalan terdiri dari perkebunan milik warga. Hingga sekitar 1,5 jam saya berjalan di jalan aspal akhirnya saya menemukan orang juga yang ingin ke Sibayak. Dan di tempat tersebut ada orang yang parkir mobil untuk naik ke atas. Di jalan ini sempat ada jalur longsor yang menyebabkan mobil tidak bisa naik sampai atas.

Akhirnya saya sampi di batas vegetasi yang berupa lapangan terbuka namun juga terdapat waduk kecil yang saya sendiri tidak tahu apa gunanya. Sampai ke tempat ini jalurnya masih berupa jalur aspal. Dari sini naik ke atas masih memakan waktu setengah jam lagi. Akhirnya saya sampai di puncak sekitar pukul 11.00. Jalurnya pun walaupun bukan aspal lagi tapi masih berupa tangga yang sangat membantu sekali. Bayangkan sangat cepat kan untuk sampai ke atas.

Tapi sayangnya cuaca sedang tidak bagus saat itu. Puncaknya tertutup kabut. Jadi saya memutuskan untuk tidak ke bagian paling tingginya. Di puncak cukup ramai orang dari berbagai kelompok. Hanya saya saja yang sendiri di sini. Saya sangat menikmatinya bisa mendaki gunung sendiri meskipun gunungnya tidak terlalu berat (bahkan kalau saya bandingkan dengan kawah ratu masi lebih berat kawah ratu kok) wkwkwkwkwk.

Hanya 15 menit di puncak. Saya pun turun lagi melalui jalur yang sama. Jalur aspal mungkin akan terasa asyik bila kita naik, namun sangatlah menyulitkan bila kita turun. Sungguh sangat sakit rasanya kaki ini. Di tengah perjalanan turun hujan rintik2 sehingga saya terus melanjutkan perjalanan. Namun ada satu masalah baru yang muncul yaitu:

ANJING!!!

Anjing dalam arti yang sebenarnya. Di daerah ini banyak sekali anjing dan itu sangat menyeramkan bagi saya. Ada satu anjing yang terus menggonggong kepada saya sepanjang jalan turun. Saya hanya bisa berdoa saja sambil membawa batu dalam genggaman tangan saya. Sekitar satu jam yang menyeramkan itu, akhirnya saya tiba di rumah makan muslim lagi dengan selamat. Setelah makan siang, saya pun kembali menuju ke Jakarta (ngarepnya tapi yang benar ke Medan wkwkwkwk).

Beberapa hal yang bisa saya ambil dari perjalanan kali ini adalah mendaki solo itu berat karena kita harus bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri. Mungkin karena gunung yang saya daki sekarang ini tidak terlalu berat maka kesannya pendakian solo ini cukup mudah. Permasalahan lain adalah saya harus berangkat dari Medan secepat mungkin. Hal ini harus dilakukan untuk menghindari cuaca buruk di siang harinya. Di pendakian kali ini saya tidak sampai ke puncak triangulasinya mungkin di pendakian berikutnya saya akan mencapainya..

Next is SINABUNG MOUNTAIN...

05 Januari 2013

Kokou No Hito

"In Climbing the strongest muscle is our brain." Wolfgang Gullich.

Saya baru tahu ada manga tentang climbing ini dari kaskus waktu baca mengenai pendakian K2. Agak kaget juga siy ternyata ada komik model beginian. Apalagi saya bukan tipe orang yang suka baca komik. Hanya beberapa komik saja yang bisa 'nyetel' untuk saya baca. Biasanya bila saya sudah membaca komik itu saya akan membacanya sampai tamat.

Kokou no hito bercerita tentang seorang anak SMU pindahan yang memiliki trauma di sekolah terdahulu dan senang berada seorang diri, berjumpa dengan dunia climbing. Mori Buntaro (nama tokoh utamanya) memperlihatkan kemampuannya sebagai climber dengan cepat, namun kemampuan itu semakin lama semakin memisahkan dirinya dari hubungan antar manusia. Guru klub climbing mengkhawatirkan Mori yang sering tidak memperdulikan nyawa sendiri asal bisa mendaki, namun teman-teman se-klub Mori perlahan menerima Mori dan Mori sendiri sedikit demi sedikit membuka hatinya. Sampai sebuah kejadian membuat Mori kembali tidak dapat mempercayai apapun lagi ... selain mendaki. Nantinya kayaknya juga akan ada cerita tentang mendaki gunung K2 yang merupakan gunung tersulit di dunia bahkan melebihi gunung Everest.


Baru baca buku pertamanya siy, dan kesannya sangat bagus. Walaupun seperti halnya kebanyakan komik Jepang lainnya yang ceritanya suka "agak lebay". Bagi yang suka kegiatan di alam bebas, tentunya buku ini akan sangat menarik bagi kalian.

"Hanya ada Aku, Tebing, dan Tuhan." Tedy Ixdiana

04 Januari 2013

Kelapa Sawit yang tidak diurus dengan benar

Ini adalah cerita mengenai kebun kelapa sawit milik ayah saya. Hanya usaha kecil-kecilan dari ayah saya dan lahannya pun tidak terlalu luas namun cukuplah untuk membiayai hari tuanya nanti. Lokasinya di wilayah Sumatra Barat daerah Kiliran Jao. Jadi ayah saya membeli lahan kelapa sawit ini dengan bantuan adiknya yang memang tinggal di daerah ini. Jadi nantinya lahannya akan diurus oleh adiknya. Tapi ada sedikit musibah kecil yang menimpa keluarga kami di mana Adik ayahku tersebut meninggal. Pengurusan kebun ini pun diserahkan kepada adik nang udaku. Namun sepertinya pemeliharaan yang dilakukan kurang maksimal sehingga produksi kebun pun agak turun. Rencananya setelah pensiun nanti ayahku akan ke sana untuk memelihara kebun sendiri mulai dari melakukan peremajaan pohon, pemupukan, hingga pemotongan ilalang.

Ilalang yang tumbuh tinggi

Seperti kebun yang tidak diurus

Jika Bumi Bisa Bicara - Katon Bagaskara & Nugie

Kering sudah tanah pertiwi
Kubersedih
Angin dingin tiada mengalir
Kuberfikir
Apa yang terjadi
Kucoba dengarkan hati

Jika sang bumi bisa bicara
Kutahu ia akan bertanya
Sampai kapankah kau hanya terima
Tanpa pernah memberi

Kering sudah tanah pertiwi
Kubersedih
Apa yang terjadi
Kucoba dengarkan hati

Jika sang bumi bisa bicara
Kutahu ia akan bertanya
lyricsalls.blogspot.com
Sampai kapankah kau hanya terima
Tanpa pernah beri kembali
Kini saatnya untuk berbuat
Memberi apa yang dia butuhkan
Tanah air udara kan bersuka
Hidup harmoni tetap terjaga

Jika sang bumi bisa bicara
Kutahu ia akan bertanya
Sampai kapankah kau hanya terima
Tanpa pernah beri kembali
Kini saatnya untuk berbuat
Memberi apa yang dia butuhkan
Tanah air udara kan bersuka
Hidup harmoni tetap terjaga

Jika bumi bicara...

01 Januari 2013

Puisi Untuk Ainun Dari Habibie

Untuk Ainun

Tepat jam sepuluh pagi lima puluh tahun yang lalu
Dengan ucapan Bismillahirrahmaanirrahiim saya melangkah
Bertemu yang dilahirkan untuk saya dan saya untuk Ainun
Alunan budaya Jawa bernafaskan Islam, menjadikan kita suami isteri
Melalui pasang surut kehidupan, penuh dengan kenangan manis
Membangun Keluarga Sejahtera, Damai dan Tenteram, Keluarga Sakinah

Tepat jam sepuluh pagi lima puluh tahun kemudian di Taman Makam Pahlawan
Setelah membacakan Tahlil bersama mereka yang menyayangimu
Saya panjatkan Do’a untukmu, selalu dalam lindunganNya dan bimbinganNya
Bersyukur pada Allah SWT yang telah melindungi dan mengilhami kita
Mengatasi tantangan badai kehidupan berlayar ke akhirat dalam dimensi apa saja
Sekarang sudah 50 tahun berlalu, selalu menyatu dan tetap menyatu sampai akhirat

Habibie


Bacharuddin Jusuf Habibie
Taman Makam Pahlawan
Kalibata, Jakarta
Jam 10:00, tanggal 12 Mei 2012

Source : @TheHabibieCenter

Wow Man.., Damn so good this poem. Tapi yang sangat mengelitik perasaan saya adalah seorang Pak Habibie gitu loh bisa bikin puisi kayak gini. Seorang mantan presiden yang selama ini ada dalam image saya beliau itu orangnya serius, berada di dunianya sendiri yang selalu lebih maju satu langkah dari orang kebanyankan. Can you imagine that??!  Di tengah kesibukannya mengerjakan apapun itu, ternyata Pak Habibie juga seorang manusia yang memiliki jiwa melankolis...

Keluarga Besar Harahap

Ini adalah foto waktu Lebaran kemarin di Pulo Jantan, Rantau Prapat. Baru bisa diposting sekarang karena kameranya ada di Jakarta. Lumayan banyak siy yang kemarin datang, meskipun ada beberapa yang juga berhalangan hadir.  Nenek di Pulo Jantan ini adalah nenek terakhir saya, karena opung dan nenek dari ibu saya sudah meninggal sementara itu opung dari pihak ayak sudah lama sekali meninggal. Papa dan Sita berangkat dari Jakarta sedangkan saya karena sudah menjadi orang sini (Medan maksudnya ^_^) jadi tinggal berangkat dari Medan saja bersama bou Ana. Sayangnya mama saya tidak bisa hadir karena kebetulan pas tahun ini harus memasukkan adik saya yang terakhir ke Universitas Indonesia yang biayanya cukup mahal. Mungkin tahun depan mama juga bisa ikut pulang kampung bersama kami ke Medan.

keluarga Besar Harahap

Nenek bersama anak-anaknya

Nenek bersama cucu-cucunya