19 Mei 2009

CEO Google: Matikan Komputermu dan Jadilah Manusia!

Jakarta - Makin banyak orang memakai komputer dan mengakses internet tentunya akan kian menguntungkan Google selaku raksasa bisnis internet. Namun demikian, CEO Google Eric Schmidt justru menyarankan pada para lulusan universitas untuk menjauhi komputer dan mematikan ponsel mereka.

Memang banyak kaum muda terpaku pada dunia virtual di internet dan seakan tak peduli untuk berelasi dengan orang lain. Itu sebabnya Schmidt menyarankan agar mereka sejenak berhenti melakukannya dan kembali pada 'habitatnya' sebagai makhluk sosial.

Dikutip detikINET dari PCAuthority, Rabu (20/5/2009), Schmidt mengungkapkan hal itu dalam sebuah pidato kelulusan 6000 wisudawan di University of Pennsylvania, Amerika Serikat.

Orang yang turut membesarkan Google ini menasehati para lulusan ini agar tidak melupakan kehidupan di luar layar komputer. Sebab manusia perlu terus berhubungan dengan dunia sekitarnya.

"Tidak ada yang bisa mengalahkan perasaan memegangi tangan cucumu saat dia berjalan untuk kali pertama," demikian Shmidt memberi contoh. "Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu dan perhatikan manusia di sekelilingmu," pungkasnya.

18 Mei 2009

UAS yang nga serasa UAS

Minggu depan dah masuk pekan UAS. Kalo tahun sebelumnya biasanya hari2 gini disibukkan dengan memfotokopi soal tahun lalu, latihan ngerjain soal, menghapal kalo close book. Tapi makin lama makin terasa nikmatnya kuliah di tekim. Kalo di tingkat 1 ujiannya masi kayak di SMA, tingkat 2 mulai banyak ujian yang open book, eeh sekarang tingkat 3 malah cuma 1 ujian yang ‘kayak ujian’ itu juga karena ngulang 2 semester lalu. Sisanya tuh cuma tes lisan dan ngenerjemahin buku. Kalo feeling gw tuh dosen pada mikir gini:

“Wah kayaknya dosen yang lain bakal ngasi materi ujian yang berat2 niy. Bakal banyak hitungan dan hapalannya. Saya mau menjadi guru yang baik ajalah biar mereka nga terlalu pusing yawdah saya suruh terjemahin buku aja lah… He he”

Semester ini emang ngerasa santai banget. Gimana nga.., 1 hari biasanya cuma ada 1 kuliah paling banyak 2. Cuma di tekim UI yang begini.

04 Mei 2009

The secret of five furious

Diambil dari film Kungfu Panda
  • Patience
  • Courage
  • Confidence
  • Discipline
  • Compasion

Survey PAB 2009 Gunung Kencana

Dalam rangka Pelantikan Anggota Baru KAPA FTUI 2009 beberapa anggota aktif KAPA melakukan survey ke gunung Kencana. Gunung yang tingginya 1800-an ini terletak di daerah Mega Mendung, Puncak, Jawa Barat. Jalan masuk ke Gunung ini adalah lewat telaga warna. Di daerah ini terdapat 2 gunung yang biasa digunakan untuk kegiatan pendidikan dasar (diksar) pecinta alam yaitu gunung Kencana dan gunung Luhur. Pelantikannya sendiri rencananya akan dilangsungkan pada awal bulan Juni.

Tim yang berangkat terdiri dari Fathur, Rully, dan Lukas. Untuk Fathur ini adalah pengalaman pertama ke Gunung Kencana dan tujuannya memang cuma untuk menemani anak baru yang survey. Sedangkan Lukas dan Rully sudah pernah ke sini sebelumnya. Saat itu mereka ke sini dalam rangka praops II RC. Rencana awalnya siy berangkat dari sekret jam setengah enam namun seperti biasa pasti ngaret.

Dengan dilepas Jejen dan yasin kami berangkat dari sekret pukul setengah 8 malam. Dari UI kami naik angkot menuju kampung Rambutan untuk dilanjutkan naik bus hingga telaga warna. Dalam perjalanan saya tertidur karena kelelalahan setelah kuliah. Di bus kami bertemu beberapa mahasiswa FIB UI yang akan menuju gunung Gede. Kami sampai di telaga warna sekitar pukul setengah satu pagi. Kemudian kami mengurus perizinan dimana setiap orang dikenakan biaya 3.000 rupiah. Kami langsung melanjutkan perjalanan kembali. Rencananya kami akan beristirahat di saung tempat PAB tahun lalu.

Di tengah hujan rintik-rintik, kami berjalan di tengah keheningan malam. Kami menyusuri jalan kebun teh dalam diam. Setelah sekitar 1,5 jam berjalan dan sempat tersasar sebentar ahirnya kami tiba di saung. Kami langsung menggelar matras dan beristirahat agar cukup fit untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Ternyata malam itu sangat sulit untuk tidur karena angin malam yang berhembus sangat dingin ditambah tetesan air hujan yang dibawa angin. Fathur terlalu menganggap ‘remeh’ perjalanan kali ini sehingga hanya memakai celana pendek jadinya malam (lebih tepatnya pagi) itu terasa sangat menyiksa.

Kami bangun sekitar pukul 5.45 pagi. Sebelum melanjutkan perjalaanan kami sarapan pagi terlebih dahulu. Sarapan pagi itu adalah nasi dan nugget curah (makanan ‘kere’ khas anak GH). Selesai makan kami langsung packing dan menuju starting point. Namun ternyata mereka agak lupa jalan menuju starting point. Saya mencoba membantu dengan melakukan ormed (orientasi medan). Kami mengetahui perkiraan letak posisi gunung sehingga cukup mencari jalan ke arah sana).

Perjalanan menuju starting point sangat jauh dan berbatu. Kami sempat beberapa kali salah jalan. Saya sangat tidak menduga kalo perjalanan menuju starting pointnya saja sudah begitu jauh. Patokan kami yaitu SD Cikoneng sebenarnya sudah keliatan tetapi ternyata jalan ke sana sangat berliku menyusuri kebun teh sehingga menjadi terasa jauh. Ternyata sesampainya di SD Cikoneng yang rencananya akan dijadikan basecamp selama PAB itu masih 2/3 dari jalur menuju starting point. Tanpa istirahat kami langsung melanjutkan perjalanan lagi.

Pada pukul 11.15 akhirnya kami tiba di starting point setelah sebelumnya bertemu Mang Unang yang merupakan mandor di perkebunan teh dan sudah sering membantu mahasiswa yang melaksanakan kegiatan diksar. Sebenarnya Rully dan Lukas bingung karena ketika Bulan Januari lalu ke sini, mereka tidak lewat jalur ini. Tapi karena kami tidak menemukan jalur yang lain maka kami pun memutuskan untuk mengambil jalur ini saja.

Perjalanan mendaki pun dimulai. Jalur yang kami lalui tidak terlalu sulit dan terlihat jelas. Jalurnya mirip dengan jalur ke kawah ratu dari gunung bunder. Kami terus mendaki sambil menentukan letak posisi2 mentor nantinya, mencari makanan survival, menentukan lokasi istirahat siswa, memasang stream line, dan lain sebagainya. Ternyata waktu untuk mencapai puncaknya tidak terlalu lama yaitu hanya sekitar 1,5 jam. Di Puncak terlihat pemandangan alam yang cukup bagus juga terlihat Gunung Gede Pangrango. Awalnya kami berencana untuk menginap semalam di puncak. Tapi kami mengubah rencana tersebut mengingat kami masih sempat untuk turun dan kembali ke rumah hari ini.

Setelah beristirahat dan makan siang kami melanjutkan perjalanan turun. Tapi kali ini kami akan turun lewat jalur yang curam. Jalur turun yang kami lalui ternyata sangat2 curam. Kemiringannya bisa mencapai 60 sampai 80 derajat. Alhasil terkadang kami harus merosot untuk turun. Makanan survival di sepanjang jalur sangat banyak seperti pisang dan pakis-pakisan. Di sepanjang jalur banyak terdapat pacet dan ulat bulu sehingga harus lebih berhati-hati.

Beruntunglah hari itu tidak turun hujan. Sehingga segalanya dapat berlangsung lancar. Kami agak kesulitan saat melewati turunan ini. Jalur ini sepertinya sangat jarang dipakai. Menurut saya agak riskan juga sebenarnya kalo jalur ini digunakan untuk jalur PAB. Selain berat bagi siswa, mentornya juga belum tentu cukup kuat untuk melewatinya. Untuk turun saja sulit, apalagi kalau digunakan untuk jalur naik. Tapi semuanya kembali kepada kebijakan kaops dan Pj PPnya.

Sesampainya di bawah kami langsung menuju rumah mas Unang untuk pamit. Selain itu kami juga meminta beberapa informasi menyangkut rencana kami untuk melaksanakan PAB di gunung Kencana. Masalah utamanya mungkin adalah tidak adanya pusat kesehatan di sekitar lokasi. Pusat kesehatan terdekat adalah di jalan Raya puncak yang letaknya sangat jauh dari Gunung. Di perumahan penduduk juga banyak sekali anjing yang terus menyalak sepanjang waktu kami lewat. Sungguh menyebalkan.

Untuk pulang, kami harus melewati jalan yang tadi kami lalui ketika pergi. Jiper juga siy. Bedanya kali ini seharusnya tidak nyasar lagi. Tidak diduga perjalanan pulang ini berlangsung cukup cepat. 2 Anak GH ini ternyata kuat2 juga. Pada pukul 5.30 kami sudah tiba di saung tempat menginap semalam. Setelah beristirahat sebentar kami segera kembali berjalan dan sampai di pos penjaga pada pukul 6.00. Di pos kami bertemu Pak Marjoko. Beliau yang tahun lalu membantu Fathur ketika nyasar saat menuju lokasi PAB (ceritanya panjang dan sangat memalukan jadi tidak akan diceritakan di sini ^_^). Setelah bercakap-cakap sebentar kami pun pamit dan segera menuju jalan raya untuk kembali ke Depok.

Untuk jalur pulang kami memilih lewat Bogor dilanjutkan naik kereta hingga UI. Ternyata perjalanan pulang ini tidak begitu lancar karena kemacetan parah dari Taman Safari hingga Ciawi. Sungguh menyebalkan. Kami baru tiba di Terminal Baranangsiang pukul 8.20. Pada pukul segitu kereta sudah tidak ada lagi. Untunglah Lukas punya ide brilian sehingga kemudian kami naik bus hingga Citeurep dan dari sana akan di jemput oleh bokapnya hingga kutek. Di tengah jalan juga ditraktir makan malam sama bokapnya Lukas.

Kami sampai di UI pukul 10 malam. Kami langsung balik ke kosan masing2 tanpa ke sekret lagi (kesadaran 2 seri ^_^). Mungkin inilah pengalaman naik gunung tersingkat kedua yaitu selama 26 jam pulang pergi. Rekor tercepat masih dipegang waktu naik ke gunung Gede bwat survey pelantikan puapala yaitu pulang pergi 24 jam.