05 April 2009

Keras bukan berarti kasar

Pemilu sudah semakin dekat. Makin bingung mau pilih siapa. Tapi Fathur dah punya skala prioritas caleg dan partai yang fathur pilih. Nga peduli visi misinya. kalo alternatif 1 nga ada baru milih alternatif 2
  • Alternatif 1: Caleg yang satu marga nga perduli partainya apa
  • Alternatif 2: Partai yang bersih, peduli, dan profesional calegnya cari yang satu suku..

Tapi sekarang malah mikir2 lagi setelah ngeliat 2 tayangan di TV. Yang satu tentang debat caleg mengenai masalah Provinsi Tapanuli (protap) dengan pembicara semuanya caleg dari batak. Serta yang satu lagi waktu wawancara di mana satu calon menjadi narasumber langsung dan satu lagi narasumber VIA telepon. Dua-duanya juga orang batak. Benar2 ilfeel ngeliat mereka saling melempar ejekan dan hinaan serta saling menjatuhkan satu sama lain. Saat melihat arogansi ucaan mereka dengan logat bataknya sungguh sangat menyedihkan.
Nga pernah apa ya orang2 itu ngeliat PSMS Medan main. Mereka kalo main tuh udah terkenal kerasnya tapi tidak kasar. Orang batak itu emang terkenal keras, tapi bukan menjurus kasar. Walaupun juga secara teknik nga kalah. Orang2 itu (caleg) harus belajar dari cara main PSMS tersebut. Gimana caranya untuk bisa menunjukkan kualitas dirinya tanpa perlu menjatuhkan lawannya. Jangan malah hina-hinaan di depan TV malu2in orang batak aja..

Tidak ada komentar: