Jumat, 30 Juli 2010
Hari ini rencananya kami akan menyusuri Goa Jomblang. Goa ini berjenis goa vertical dengan kedalaman mencapai 70 - 90 meter. Mulut guanya pun luar biasa besarnya dengan diameter mencapai 50 – 70 meter. Silahkan dibayangkan sendiri ^_^. Tapi gwnya sendiri ga ikut turun ke bawah. Hehehe. Secara motivasi memang sepertinya belakangan ini sudah mulai menurun untuk melakukan petualangan. Yang penting bwat kegiatan RCnya ga ada kecelakaan sudah cukup.
Apalagi saya memiliki pengalaman yang cukup buruk ketika pertama kalinya menyusuri gua vertical di daerah Tajur. Waktu itu siy masi SMA dan masi menjadi calon anggota Puapala. Wajarlah kalo disiksa abis2an. Di suruh rappeling di goa yang bahkan ujungnya pun ga keliatan sangat menyeramkan saat itu. Sejak saat itu saya ga pernah mau rappeling di goa vertikal lagi.
Di dasar goa Jomblang ini (sebagian orang menyebutnya Luweng Jomblang) kita dapat melakukan eksplorasi. Hingga sampai ke ujungnya terdapat sungai yang bisa digunakan untuk rafting yang tembus hingga kali suci. Selain itu juga terdapat goa lain yaitu goa grubuk yang di bagian dasarnya saling berhubungan. Goa Grubuk ini mulut goanya kecil (standar mulut goa) dengan kedalaman 90 meter. Dulunya pada tahun 70an tempat ini merupakan tempat untuk melakukan “smart killing” untuk para tawanan PKI. Jadi saat malam hari mereka diturunkan dari truk dan ditutup matanya serta tangan terikat. Kemudian para tawanan ini diperintahkan untuk berjalan lurus saja. Dan kemudian... Nyemplung deh dengan lancarnya ke dalam goa. Syukur2 mereka langsung meninggal. Kalau ga meninggal karena jatuh pun ya meninggal karena kelaparan. Itu siy cerita yang saya dengar dari orang2 sekitar sana. Kebenarannya siapa yang tau...
Kami langsung menuju ke TKP. Sebenarnya lokasinya di daerah pedesaan. Di sekelilingnya pun emang benar2 desa banget. Sampai akhirnya sebelum bertemu luweng kami melihat sebuah tempat peristirahatan yang menurut saya sangat mewah. What the heck?? Di tengah hutan begini ada villa sebagus ini. Bahkan yang sangat menyebalkannya kami harus minta izin dulu dari pemilik villa sebelum melakukan penelusuran goa ini. MASAK GOA JUGA DI KOMERSIALKAN!!!!!!!!! Its suck u know!!
Ternyata pemilik villa itu adalah seorang speolog Jogja. Selain menyewakan villa dia juga menyewakan jasa penelusuran goa serta fasilitas untuk rafting di dalam goa. Bagi orang awam yang ingin menelusuri goa siy hal ini bagus sekali. Tapi bagi anak PA seperti kami hal ini sungguh menyebalkan. Goa ini adalah milik rakyat Indonesia. Setiap orang bebas mengeksplornya. Asalkan dapat memenuhi standar keamanan dan kebersihan di dalam goanya itu sendiri. Just it. Masak karena sudah ada wisatawan yang sudah membayar dan ingin menelusuri goa, maka waktu penelusuran kami dibatasi. Marilah kita bertualang bersama. Atau kalau ga mau bareng2 ya gunakan prinsip “siapa cepat dia dapat”.
Sebelum mulai melakukan penelusuran goa ini, Sheba, harya, maupun Acil harus berlatih cara untuk pindah anchor terlebih dahulu. Mula-mula adalah Sheba. Seharusnya sebagai anak Caving dia akan cepat paham mengenai teknik ini. Eh ternyata lama banget dia mengerjakannya. Sangat lama bahkan... Sangat lamaaaa sekali... Siang menjelang sore barulah dia paham dan dilanjutkan oleh Acil dan Harya. Kalo mereka selama Sheba udah gw jitak kepalanya. Untungnya sebagai anak RC hal ini sangatlah mudah karena tentunya mereka sudah pernah menghadapi hal2 yang lebih susah dari hanya sekadar pindah anchor di RC. Hehehe RC gitu loh (masi aja divisi oriented).
Sambil menunggu mereka latihan pindah anchor, saya memilih untuk mengamati daerah sekitar. Saya melihat bahwa banyak kebun singkong di sekitar goa. Akhirnya saya bertanya apakah bisa membeli singkong tersebut dengan harapan mendapatkan harga yang murah. Sebab saya sangat menyukai kue singkong buatan ibu saya. Jadilah dengan harga Rp. 10.000 saya mendapatkan singkong 1 karung. Hehehe.
Sore harinya mereka sudah siap untuk turun. Ternyata ada jalan tembus turun ke bawah sehingga kita tidak harus melakukan rappeling 70 meter. Jadi jarak untuk rappeling hanya sekitar 20 meter saja. Jalanan ini menurun curam sekali sehingga kita harus bwat pengaman untuk turun ke sana. Saya sendiri hanya menjadi tim basecamp saja pada kegiatan kali ini.
Satu persatu mereka turun. Saya dapat melihatnya dari ujung lain goa. Syukurlah mereka selamat sampai bawah. Saya sendiri mulai packing sehingga ketika mereka tiba nanti kami tinggal pulang saja. Waktu berjalan satu jam dua jam hingga tak terasa malam pun tiba. Mereka masi belum naik juga. Perasaan khawatir mulai muncul di benak saya. Saya mulai teriak ke arah bawah berharap ada balasan. Cukup lama sebelum akhirnya mereka membalas siulan saya.
Ternyata mereka meminta bantuan untuk membuat pengaman tambahan di pitch serta memberikan bantuan penyinaran.. Saya pun harus kembali turun ke pitch. Saat itu kondisi sudah gelap sekali. Mau sampai jam berapa ini pulangnya?? Akhirnya setelah Harya dan Sheba sampai atas kami bersiap kembali ke basecamp. Eh tapi si Harya di panggil lagi sepertinya ada masalah.
Saat mereka pergi entah kenapa rasa mengantukku timbul. Aku pun tertidur. Lelaaap sekali sampai tiba2 mata saya di sorot sinar senter. Eh ternyata mereka semua sudah sampai atas. Dan sepertinya waktu berjalan sangat cepat karena sekarang sudah jam 9. Apa yang terjadi ya selama saya tertidur. Ternyata oh ternyata setelah Acil dan bang Janee sampai atas dan mulai mengclean pitch, eh ada alat yang jatuh ke bawah. Apa mau dikata, terpaksa deh si Acil harus turun lagi ke bawah. Wajah mereka terlihat sangat kecapekan.
Syukurlah tidak perlu menunggu lama, tim penjemput telah tiba. Kami langsung bersiap untuk pulang ke sekret Mapala Unisi. Menyusuri kota jogja di malam hari sungguh tidak mengenakkan. Udaranya dingin sekali. Brrrr. Sesampainya di sekret bawah kami sudah disambut oleh anak2 Mapala Unisi. Ternyata rekan2 kami ada di sekret atas. Terpaksa kami melanjutkan perjalanan malam ini ke sekret atas. Setibanya di sekret atas ternyata mereka semua sudah tidur. Sepertinya sebagian dari mereka habis “berpesta”. Saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 2. Kami langsung tertidur dan masuk ke alam mimpi kami masing-masing.
Sabtu, 31 Juli 2010
Hari ini saya menjadwalkan pulang ke Jakarta terlebih dahulu. Mengingat ada beberapa tes kerja yang harus saya ikuti di minggu berikutnya. Apalagi hari Sabtu ini rencananya hanya akan dihabiskan untuk bersenang-senang mengitari kota Jogja. Rencananya saya akan menggunakan kereta bisnis untuk pulang. Jadi saat yang lain masi tidur saya sudah harus bersiap-siap untuk memesan tiket.
Dengan modal nekat, secara saya ga tau daerah jogja sama sekali. Saya langsung naik transjogja dan mencari stasiun kereta untuk kereta bisnis. Sesampainya di stasiun ternyata tiket untuk hari ini maupun besok sudah habis. Shit maaannn... Mau naik kereta ekonomi pun sangatlah malas (benar2 hasrat berpetualang ini sudah terkikis habis). Tapi tekad saya sudah bulat untuk pulang hari ini. Akhirnya saya langsung menuju terminal bus antar kota antar provinsi.
Wah ternyata perjalanan dari sekret ke stasiun abis itu ke terminal sama saja dengan berkeliling kota Jogja. Karena sekretnya ada di utara sedangkan terminal busnya ada di Selatan. Murah sekali kan bisa melihat pelosok kota Jogja murah meriah cukup dengan naik bus trans jogja. Bus saya akan berangkat pada pukul 2. Selesai urusan membeli tiket, saya langsung kembali ke sekret bawah. Eh ternyata mereka belum sampai ke sini. Padahal jam 2 saya sudah harus check out. Mana semua barang2 saya ada masih ada di dalam.
Untungnya saya bertemu dengan satu orang anak Mapala Unisi yang juga kebingungan karena ga ada orang. Akhirnya saya diajak oleh XXX (lupa namanya) untuk ke sekret atas. Sesampainya di sana ternyata sudah ramai sekali karena hari ini bertepatan dengan acara sejenis OSPEKnya UII. Baru ngobrol sama anak2 divisi lain karena pada malam harinya sudah tidur. Saya baru tahu bahwa ada 2 orang lagi yang akan pulang. Kami menunggu hingga datang jemputan saudaranya a.
Saat itu waktu sudah mendekati pukul 2. Belum lagi jarak dari Kaliurang ke terminal lumayan jauh. Wah bisa kacau niy. Mana uang di dompet sudah kurang dari 150 ribu lagi. Saudaranya Ikbal baru tiba jam 2 lewat. Setelah saya telepon ke loket busnya ternyata busnya sudah jalan. Eh ternyata masi ada 1 terminal lagi yang melayani perjalanan antar kota antar provinsi. Akhirnya kami menuju ke terminal tersebut.
Sesampainya di sana, kami langsung menemukan bus yang sesuai. Akhirnya kami langsung naik bus tersebut. Kami mendapatkan tempat duduk 1 di bangku penumpang biasa dan 2 sisanya di bangku ruangan merokok. Yah ga papalah daripada ga ada bus lagi. Cukup nyaman juga menggunakan bus bila dibandingkan menggunakan kereta ekonomi (Ya iyalah ^_^).
Pada awalnya Pandu yang duduk di bangku penumpang sedangkan saya dan Ikbal duduk di kursi khusus perokok. Saya lihat Pandu langsung tertidur padahal di sampingnya ada cewe yang lumayan manis. Saya pun hanya mengobrol ngalor ngidul dengan Ikbal dan akhirnya tertidur. Sekitar pukul 10 bus pun berhenti. Kami dapat makan siang gratis fasilitas dari bus. Selesai makan, kami berganti posisi di bus, saya duduk di bangku penumpang sedangkan mereka berdua duduk di bangku khusus perokok.
Wah ternyata penumpang di samping saya cantik juga. Yasuwdah saya ajak ngobrol ngalor ngidul. Sayang banget si Pandu ni cewe dicuekin aja dari tadi. Hahaha jiwa petualangku pun muncul kembali. Di saat penumpang lain sudah tidur, kami masih saja mengobrol berbagai hal. Bahkan sudah sampai ke hal2 yang bersifat pribadi. Sampai akhirnya dia tertidur dan saya memilih bertukar posisi dengan Ikbal yang belum duduk di depan. Padahal saya belum sempat meminta nomor telepon itu cewe. Asumsi saya nanti juga bakal ada istirahat lagi sebelum sampai Jakarta. Eh ternyata bus yang kami tumpangi berjalan sangat cepat sehingga tiba2 saya dibangunkan karena busnya sudah sampai. Saat itu kondisinya sangat chaos sehingga saya sampai lupa minta nomor teleponnya. Damn it...
Minggu, 1 Agustus 2010
Akhirnya tiba kembali di Jakarta. Yuph pagi2 benar saya bersama 2 orang rekan saya tiba di Jakarta. Bahkan tanpa sempat menanyakan nomor telepon penumpang yang saya ajak kenalan. Untungnya saat itu masih sangat pagi, karena agak aneh juga harus berjalan kaki sambil membawa carrier sama sekarung singkong. Beuh...
Kesannya terhadap perjalanan kali ini cukup menyenangkan. Walaupun lagi2 untuk pemanjatan jalur artifialnya tidak mencapai puncak. Hal ini menurut saya cukup wajar karena selain anggota mudanya baru pertama kali ini ikut MP tapi juga senior yang mendampinginya mbalelo. Selain itu pada perjalanan ini juga saya menjadi satu2nya senior yang ikut (secara pengalaman tapi kalo secara umur siy uni Sheba yang paling tua). Hehehe. Apalagi eks peserta MP tahun lalu yang ikut hanya saya saja. 3 kali MP yang saya ikuti selalu dengan rekan yang berbeda-beda.
Kalo dibilang rame siy masi lebih rame MP sebelumnya mengingat ada Mbok Eva yang udah cerewet, cempreng lagi. Tapi kesan kota Jogja yang begitu menyenangkan tidak bisa saya lupakan begitu saja. Kota Jogja akan masuk ke dalam waiting list saya dalam menentukan tempat tinggal saya nantinya di hari tua. Oh iya satu hal lagi baru pada MP kali ini tim tidak kehilangan barang maupun ada kerusakan alat.
Saya sendiri memiliki tekad bahwa “Sebelum saya mati saya harus mendaki gunung Semeru dan memanjat di tebing Siung.” Pada awalnya saya pesimis bisa pergi ke Siung. Sebab dari rencana awal tidak pernah kepikiran bisa pergi ke Siung. Usul saya untuk ke Siung langsung di tolah anak RC yang lain. Mula-mula rencananya ke tebing harau, lalu ke tebig di Sulawesi, dan terakhir ke Bali. Eh akhirnya malah ke Siung. Satu ambisi saya tercapai sudah. Tinggal 1 ambisi lagi yaitu mendaki gunung Semeru. Kapan ya kira2???
Perjalanan ini juga mungkin akan menjadi perjalanan operasional terakhir saya bersama anak KAPA FTUI. Karena setelah ini saya akan lulus dan mulai mencari kerja. Banyak kenangan indah dan pahit yang dirasakan. Perjalanan dengan orang-orang yang berbeda. Menghadapi berbagai karakteristik orang. Fortek yang membuka pribadi banyak orang ^_^. Serta rapat evaluasi dan perencanaan untuk meningkatkan kemampuan manajerial saya. Dan sebagainya... dan sebagainya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar