11 Februari 2011

Gede lagi.. Gede lagi..

Kali ini gw akan menceritakan perjalanan gw pada hari natal yang lalu. Yuph dari tanggal 24-26 Desember 2010 kemarin gw naik gunung Gede bareng teman2 dari PPS BRI. Sebenarnya rencana awalnya adalah ke gunung Pangrango namun dikarenakan salah satu anggota tim yang sakit di tengah jalan maka diputuskan untuk merubah rute ke gunung Gede. Hari itu adalah hari terakhir modul bourse game treasury. Untungnya bourse game hari terakhir berlangsung cukup cepat sehingga saya bisa langsung pulang dan packing bwat berangkat.
Pendakian ini akan menjadi first journey saya setelah diterima bekerja. Setelah dalam perjalanan sebelumnya uang adalah salah satu hal terpenting apakah suatu perjalanan bisa terjadi atau tidak. Sekarang menjadi “Money is Nothing” hehehe. Bahkan kalau biasanya sebelum perjalanan saya selalu membuat rencana keuangan, kali ini tidak lagi. Diakhir perjalanan pun untuk pertama kalinya saya berbelanja cendera mata, sesuatu yang ga pernah saya lakukan sebelumnya. Hehehe.
Sepulang dari Tanah Abang saya langsung packing dan berangkat menuju Puri Casablanca. Setelah terkumpul 9 orang akhirnya kami pun berangkat. Ada hal yang lucu terjadi ketika kami akan turun dari bus, saat itu sudah jam 2 pagi. Karena terkaget-kaget akhirnya kompor yang kami bawa ketinggalan. Padahal itu sudah satu set alat masak lengkap. Alhasil pada keesokan paginya kami harus membeli kompor baru lagi.
Untuk perjalanannya siy sebenarnya biasa2 aja. Karena sudah terlalu sering saya ke sini. Namun satu hal yang pasti, setiap perjalanan itu pasti memiliki keunikannya sendiri. Walaupun sudah 5 kali ke gunung ini, namun selalu dilalui dengan teman perjalanan yang berbeda-beda. Cerita selama perjalanannya pun juga berbeda.
Hal yang cukup berkesan dari perjalanan ini adalah peserta dari perjalanan ini sebagian besar adalah bankir. Hal ini sangatlah tidak biasa. Melihat bankir yang biasanya berpakaian rapi dan klimis harus rela berkotor-kotoran untuk naik gunung. Orang-orang yang berpapasan dengan kami pun teraget-kaget begitu mengetahui kalau kami adalah pegawai bank. Mungkin HRDnya merasa mereka membutuhkan banyak orang untuk ditempatkan di daerah2 terpencil sehingga dibutuhkan orang yang memiliki kemampuan untuk survive. Maka diloloskannyalah anak-anak pecinta alam ini. Hehehe.
Kami juga melakukan summit attack pada malam hari. Hal ini disebabkan kecepatan perjalanan kami yang agak lambat serta adanya anggota tim yang sakit sehingga membuat perjalanan menjadi terasa lama. Perbedaan pendakian malam dan pagi adalah (tx to kaskus):

keuntungan pendakian malam:
- sangat membantu untuk medan gunung yg sangat terbuka sehingga tidak terlalu panas (menghemat energi & air), karena udaranya lebih dingin
- untuk medan yang sangat monoton pendakian membantu karena suasana malam akan memberi kesan yg berbeda ketika siang jadi lebih tidak monoton karena gelap (mendukung scr psikologis)
- jika peserta banyak dan sebagian besar pesertanya pemula dalam pendakian, peserta tidak akan patah semangat karena batas2 /halangan alam tidak begitu terliahat yg biasanya bisa bikin mental drop (mendukung scr psikologis)
- sangat baik untuk pendakian 1 hari satu malam (nanjak malam-turun pagi)

keuntungan pendakian siang:
- sangat cocok untuk medan gunungnya masih banyak pohon lebat, bisa menikmati pemandangan yang bagus apalagi jika medannya berubah2 nuansanya akanmember ikenyamanan
- jalur lebih terlihat.
Ketika dalam perjalanan turun pun kami sempat bertemu dengan dosen FISIP jurusan administrasi niaga. Wow kaget sekali. Bayangkan aja dia naik bareng istri dan seorang anak perempuannya. Luar biasa... Ternyata ketika kuliah dulu dosen ini adalah anggota Wira Makara UI. Gw berharap ketika nanti gw menikah gw memiliki istri yang juga suka bertualang sehingga aku bisa mengajak istri dan anak gw berpetualan bersama.
Selain itu baru pada perjalanan inilah saya merasa fisik saya sudah turun drastis dibandingkan dulu. Ketika perjalanan mendaki siy sebenarnya saya merasa fit sekali. Tapi ketika turun baru pertama kalinya saya berjalan tergopoh-gopoh dan berada PALING BELAKANG!!! Ya paling belakang. Hal ini mungkin disebabkan karena saya hanya makan sedikit saja selama perjalanan. Sebab saya ga terbiasa yang namanya makan dicampur-campur ^_^. Peserta yang lain pun menggunakan sepatu lapangan yang cukup bagus warisan dari SAMAPTA bank mereka. Berbeda dengan saya yang pada saat SAMAPTA hanya diberikan baju 2 buah, verples rusah, ama topi rimba gembel.
Perjalanan ini juga memberikan kepada saya untuk saling berbagi cerita mengenai apa yang saya alami selama training dengan training PPS mereka. Bisa dibilang dalam perjalanan ini saya menjadi mata2 mereka. Selama menjadi mata2 bank tetangga ini ada beberapa hal yang gw pelajari dan juga cukup berbeda dengan apa yang aku alami selama mengikuti training ODP ini. Diantaranya:

1. Fraud
    Kalo di tempat gw, hampir setiap pengajar yang datang selalu menasihati untuk menghindari yang namanya fraud. Terkadang mereka memberikan cerita2 fraud yang justru membuat parno sendiri bahwa kerja di cabang bakal ada banyak kemungkinan terjadinya fraud. Hal ini berbeda dengan di bank tetangga ini. Masalah fraud Cuma dibicarakan pada materi Internal Audit. Selebihnya ga pernah ngomongin fraud tuh. Hal ini juga yang menyebabkan pegawai bank tetangga tersebut sepertinya tidak terlalu peduli masalah fraud.

    2. Low Profile
    Ini pandangan gw pribadi kepada mereka. Sebab menurut gw sifat ini tuh cukup merata di miliki oleh para pegawai bank tetangga ini. Saya ambil contoh dalam 1 hal saja. Biasanya ketika naik gunung dan bertemu pendaki lain kita sering menanyakan maupun memberitahukan identitas kita dari mana. Nah teman2ku dari Bank tetangga yang terkenal merakyat ini biasanya malu2 kucing untuk memberitahukan identitas mereka. Umumnya mereka hanya bilang bahwa mereka adalah pegawai bank tanpa menyebutkan merk tempat mereka bekerja. Berbanding terbalik dengan saya, walaupun di awal2 juga malu2. Tp lama kelamaan ketika ditanyakan berasal dari mana saya akan alngusng bilang bahwa saya merupakan pegawai bank mandiri. Lagi2 ini hanyalah pendapat pribadi dari saya. Hehehe

    3. Loyalty
      Satu hal yang membuat gw sebal selama training ODP ini adalah seringnya para pengajar (biasanya yang muda2) menceritakan betapa mungkinnya bagi mereka untuk pindah ke bank lain. Terutama para pegawai yang bekerja di kantor pusat. Padahal kami adalah anak2 baru yang masih polos dan tidak tahu apa-apa ^_^. Yang baru saja menandatangani offering letter dan loyalitas kepada bank sedang tinggi-tingginya. Hal ini Cuma menjatuhkan motivasi kami saja.
      Berbeda dengan bank tetangga dimana peluang seseorang mengundurkan diri (resign) kurang dari 5%. Itu kalo menurut mereka looh. Walaupun mungkin juga hal ini disebabkan bank2 yang melakukan hijact lebih percaya pada kualitas pegawai lulusan ODP bank kami (sombong bet.. ^_^)

      4. Micro
      Belakangan ini sering terdengar berita bank tetangga tercinta ini mulai melakukan ekspansi kredit ke corporate. Hal ini menjadi sedikit kekhawatiran bagi bank2 yang memang core bisnis kreditnya adalah Corporate (Bank mana lagi coba ^_^). Namun ternyata hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Ketika saya menanyakan hal ini langsung kepada mereka, mereka Cuma bilang bahwa ga mungkin Bank dia merebut pasar bank kami. Sebab mereka sudah dipesankan oleh investornya untuk menyalurkan uang para investor untuk kredit mikro.
      Bila ternyata dikemudian hari dana yang diinvestasikan disalahgunakan untuk kredit corporate maka bisa2 para investor itu akan lari dan mengambil uang merea kembali. Alhasil bank tersebut bisa kolaps.

      5. Tempat tinggal
      Hal terakhir yang sebenarnya paling bikin mupeng kalo ngebandingin bank sendiri dengan bank tetangga ini. Bayangkan aja selama training ini mereka tinggal di Puri Casablanca. Sebuah tempat tinggal mewah dan elit di daerah Casablanca. Udah gitu dapat makan gratis pula. Jadi walaupun gaji awal mereka lebih kecil dari gw, tapi gaji yang mereka terima itu udah bersih sih sih sih sih. Bandingkan dengan gaji gw yang kalo diitung-itung siy bisa-bisa lebih rendah dari mereka.

      6. Penempatan
      Penempatan adalah hal yang paling diwaspadai oleh setiap peserta ODP. Itu kalau di bank kami. Kebanyakan berharap ditempatkan di kantor pusat. Padahal kalau ditempatkan ke daerah pun palingan masih di kota2 besar. Beda dengan bank tetangga yang bisa ditempatkan di desa-desa. Tapi secara nyali untuk ditempatkan di daerah, menurut saya nyali mereka lebih baik. Sebab hampir tidak saya temukan rasa takut dari mereka untuk ditempatkan di daerah manapun. Salut!!!
      Namun satu hal yang patut gw banggakan adalah ternyata selama ini bank tempat gw kerja ini sering banget looh diomongin ama mereka di training. Hehehe. Bahkan mereka tau nama dirutnya siapa serta segala kejadian di bank gw pas tahun 2005an. Target bank gw pun mereka juga tahu. Wow. Padahal kalo gw di tanya siapa nama dirut mereka mana gw tahu. Hehehe.., Jadi ge er sendiri. Walaupun sudah 5 kali ke gunung ini namun bila ditanyakan ke saya apakah saya ridak akan ke sini lagi. Saya bisa bilang tidak. Saya pasti ke sini lagi. Karena masih ada utang yang belum saya bayar di sini. Yaitu mendaki gunung Pangrango dan menyusuri lembah Mandalawangi.

      Tidak ada komentar: