kalau menikah
1.
tdk usah buat kartu undangan muahal2, sy tahu, ini urusan sekali seumur
hidup, mau yg spesial, mewah, tp buat apa? sebagian besar kartu
undangan itu berakhir di kotak sampah. kecuali kalau kalian tulis di
kartu undangannya: 'please, harga kartu undangan ini rp 20.000/buah, jd
angpao hadiah pernikahannya minimal 10x dr itu. jadi buatlah yg elegan
tp sederhana. berkelas tp murah meriah. well, tips detail soal ini,
tanya sama pak tukang bikin undangan. di jakarta, di dekat tebet sana,
ada pasar yg penuh ratusan loket bikin kartu undangan, tinggal pilih.
2. tdk usah pakai musik2 yg aneh2. sy tahu, undangan nanti bengong
kalau tdk ada hiburan. hanya saja, terserah, apakah kalian mau lbh ramai
dihadiri penghuni langit atau penghuni bumi? musik gamelan, boleh.
tradisional boleh. nasyid yg simpel boleh (karena ada juga nasyid yg
kencang2, mengganggu). lagu jazz juga boleh. tp jangan pernah dangdutan,
organ tunggal dgn penyanyi2 seksi--ada juga jazz dgn penyanyi
berpakaian tak sopan. musik arab? jelas tdk boleh kalau pakai penari
perut. ngerti kan? arab tdk otomatis islami.
3. tdk usah pakai
foto pre-wedding segala. tdk usah deh. nanti sj, foto post-wedding.
sebenarnya buat apa sih foto pre-wedding? sy coba buka kamus tebal,
melongok buku2, website, tdk ada alasan kokoh kenapa foto pre-wed harus
ada. buat kenangan? hehe, ini argumen lucu sekali--terserah deh kalau
ada yg tdk ketawa dan tetap ngotot pre-wed.
4. pawang hujan.
aduh, celaka urusan. seperti tdk punya Tuhan. di hari pernikahan yg
mengharap berkah, kalian malah menugaskan orang komat-kamit baca mantera
mengusir hujan--biar undangan bisa datang kinclong gitu. bagus betul.
jika kalian membenci hujan, maka kalian membenci kitab suci--cek
ayat2nya dlm kitab suci. ingatkan seluruh keluarga, jangan pernah pakai
pawang hujan.
5. menyebut2 kebanggaan, gelar, peristiwa dll
dalam prosesi pernikahan. ada saja pernikahan yg menghabiskan 10 menit
utk membacakan CV pengantin. sy pikir tdk perlu, karena itu tdk ada
relevansinya dgn akan selanggeng apa pernikahan kita.
6.
terakhir, tentu sj, jangan bermewah2. sy tahu, pernikahan itu milik
keluarga. ada keinginan orang tua, ada ambisi orang tua. tp berusahalah
utk di-rem. karena eh karena, yg paling penting dr sebuah pernikahan
adalah pengharapan. apa itu pengharapan? doa. doa2 yg dipanjatkan.
ketika doa itu berpilin ke atas, menyatu, maka semoga berbuah keluarga
yg baik2, keturunan yg baik2. please deh ah, kalau nikahnya sj sdh
mewah2, hasil korupsi pula--atau uang tdk jelas, bagaimanalah akan
melahirkan generasi berikutnya yg baik?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar