Minggu ini saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan dinas ke Banda Aceh. Ini adalah pengalaman pertama saya ke Banda Aceh. Rencananya saya akan melakukan sosialisasi treasury di area Banda Aceh. Saya tiba di Banda Aceh dari Medan pada hari Kamis siang. Kondisi cuaca di sini tidak terlalu berbeda dibandingkan di Medan dimana cuacanya agak panas. Setibanya di bandara, saya langsung dijemput oleh perwakilan Area (Pak Rozy) dan tiba di Hotel. Dari hotel kemudian saya langsung menuju ke cabang Banda Aceh tempat nanti saya akan melakukan sosialisasi.
Di sini saya bertemu dengan Operation manager (Pak Damon) dan juga orang cabang. Dikarenakan sosialisasinya sendiri masih akan berlangsung pada sore harinya, maka saya memutuskan untuk kembali ke hotel. Namun sebelumnya saya makan siang dulu terlebih dahulu bersama driver (Pak Irfan). Saya meminta untuk diantarkan ke restoran khas Aceh. Saya pun diajak ke restoran Pak Husin yang cukup terkenal di sini. Makanan yang ditawarkan di sini antara lain ayam tangkap, kari kambing, beragam minuman khas Aceh (saya lupa namanya), lalapan (ada banyak lalapan mulai dari ikan kecil, ati, sampai , pepaya entah diapakan).
Satu hal yang cukup unik di sini adalah para wanitanya wajib menggunakan kerudung. Hal ini disebabkan provinsi Banda Aceh telah menggunakan syariat Islam sebagai hukumnya. Dibandingkan Medan, kota ini bisa dibilang sangaaat sepi. Bahkan di siang hari sekalipun jalannya sangat lengang sekali. Driver saya menceritakan bahwa kondisi seperti ini baru berlangsung setelah tsunami, dimana pada saat itu terjadi perdamaian antara Indonesia dengan GAM.
|
warung hasan 1 |
|
warung hasan 2 |
Selesai makan siang yang cukup mengenyangkan, akhirnya saya kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak dan sekaligus mempersiapkan materi. jam setengah empat, saya kembali menuju ke cabang untuk bersiap-siap. Acara sosialisasi pun dimulai pada pukul 5 dan dibuka oleh Area manager cabang Banda Aceh (Pak Ade). Presentasi berlangsung hinggal pukul 8 malam dan (Insya Allah) berlangsung cukup sukses. Apalagi pada acara presentasi ini para peserta cukup aktif mengajukan pertanyaan baik itu yang berhubungan dengan materi maupun permasalahan umum di cabang).
|
materi kelas 1 |
|
materi kelas 2 |
|
materi kelas 3 |
Selesai acara presentasi, saya pun diajak oleh driver untuk ke warung kopi yang cukup terkenal di Banda Aceh namanya Solong Coffee. Orang Aceh sangat suka untuk ngumpul2 di warung Kopi. Bahkan ada sedikit sindiran di Aceh bahwasanya proyek-proyek kerjaan skala besarpun dibicarakannya di warung kopi ini. Hal yang cukup unik dari warung kopi ini adalah pada saat waktu sholat
toko ini tutup. Pegawainya akan sholat terlebih dahulu baru kemudian
akan buka lagi. Setelah menikmati secangkir kopi susu, dan membeli kopi bubuk sebagai oleh-oleh saya pun melanjutkan perjalanan pulang menuju hotel. Saya juga sempat membeli Pisang Sale yang merupakan titipan dari Saudara saya.
|
Solong Coffee 1 |
|
Solong Coffee 2 |
|
pemandangan banda aceh dari hotel |
|
Bandara Sultan Iskandar Muda |
|
Bandara Sultan iskandar Muda 2
|
Sebenarnya rencana awal saya pulang adalah menggunakan pesawat sore hari. Namun dikarenakan kondisi keuangan yang terbatas (gajian masi minggu depan hiks hiks hiks) akhirnya saya mempercepat kepulangan saya ke Medan menjadi siang harinya. Awalnya saya ingin mengunjungi museum tsunami terlebih dahulu. Apalagi hari itu adalah hari Jumat. Saya khawatir museumnya akan ditutup pada saat sholat Jumat. Mungkin acara jalan-jalannya bisa saya lakukan nanti pada kesempatan lain saya mengunjungi Banda Aceh (Amiiiiin). Di pesawat ternyata terjadi kesalahan pada tiket yang saya punya dimana ada double seat. Akhirnya saya dipindahkan duduknya ke Executive Class. Wew ini untuk pertama kalinya saya duduk di Executive Class yang rasanya memang nyaman sekali.
|
Pindah ke Executive Class |
Dari permbicaraan dengan Pak Damon saat di cabang, beliau menyatakan bahwa potensi transaksi valas di wilayah Sabang khususnya sangat besar. Hal ini merupakan potensi yang bisa digarap. Apalagi sedang ada pembangunan pelabuhan internasional baru di Sabang. Hal ini bisa menjadi bahan argumen saya untuk mengunjungi Banda Aceh kembali ke Sabang pastinya.
Semoga ini tidak menjadi perjalanan terakhir saya ke Aceh ^_^.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar