Terik mentari merentang masa
Memapar bumi yang tersiksa ulah manusia
Diam tanpa daya
Terjamah tangan-tangan nakal tak bernorma
Melubangi lapisan ozon
Membabat hutan-hutan lebat
Hingga suhu bumi terus meningkat
Es di kutub mencair
Permukaan laut pun naik
Gumpalan asap mengepul dimana-mana
Tak ada lagi udara segar yang bebas polutan
Limbah kimia berbahaya cemari air yang mengaliri ribuan hektar sawah
Merusak harmonisasi ekosistem air
Wahai pemilik tangan-tangan nakal
Tidakkah kau mendengar jeritan alam
Tidakkah kau melihat bencana tiada henti menimpa
Jutaan manusia kehilangan tempat tinggal
Jutaan satwa kehilangan habitat
Dimana lagi kita akan berpijak
Mencari kehidupan baru di planet lain?
Seperti negara adidaya yang sedang mengeksplorasi mars dan bulan
Atau tetap tinggal di tempat yang tiada henti kau rusak
Dimanakah hati nuranimu kau simpan?
Tidak ingatkah bahwa kau adalah
Khalifah di muka bumi yang kau tempati?
Bukan mesin perusak yang dipenuhi ambisi
Bukan pula robot penghancur yang tidak berhati
Wahai pemilik tangan-tangan nakal
Tidak pernahkah kau berfikir
Mengembalikan semua yang pernah kau ambil
Hutan lebat yang menghijau
Air sungai yang tidak tercemar
dan udara yang bebas polutan
Karena, di bumi ini jua kau tinggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar