Mungkin kita pernah mendengar sebuah pepatah lama yang
mengatakan bahwa rumahku adalah istanaku. Hal ini ada benarnya terutama jika di
dalam sebuah rumah tersebut tinggal sebuah keluarga berisikan orang-orang yang
saling mengasihi dan menjaga satu sama lain. Setiap orang selalu ingin membuat
rumahnya seindah dan senyaman mungkin bahkan dengan biaya yang tidak sedikit
karena mereka menganggap rumahnya adalah istananya. Bahkan ada kalanya kita
bisa terusik bila ada orang yang berbuat ricuh, onar atau bahkan mengotori
rumah kita.
Setiap stasiun yang ada di pabrik reduksi juga bisa
kita ibaratkan sebagai sebuah rumah. Pegawai yang bekerja di pot operasi bisa menghabiskan
waktu yang cukup lama di sana. Stasiun digunakan sebagai tempat untuk meeting, mengatur pekerjaan,
beristirahat, berseloroh, maupun untuk bertukar pikiran Untuk pegawai dayshift setiap
hari kerja pasti akan mengunjungi stasiun. Sedangkan untuk pegawai shift di
tiap tim tentu akan lebih lama lagi menggunakan stasiun. Terkadang di pagi
hari, sore hari, atau bahkan malam hari tergantung shiftnya bekerja. Apalagi
untuk pegawai senior yang waktu kerjanya sekitar 10-20 tahun tentu lebih
memiliki ikatan yang kuat dengan stasiun tempatnya bekerja masing-masing.
Sebuah stasiun bisa berubah menjadi tempat yang sangat
menyenangkan ataupun malah menjadi tempat yang tidak disukai bagi penghuninya
tergantung oleh suasana yang ada di dalam stasiun tersebut. Selain karena
pengaruh individu penghuni stasiun, juga berhubungan dengan pencahayaan,
dekorasi, ataupun barang-barang yang membuat kita nyaman di stasiun seperti
halnya kita nyaman di rumah kita sendiri. Stasiun yang rapi dan bersih membuat
pikiran kita menjadi tenang terutama sehabis dari lapangan di pabrik reduksi yang
kondisinya memang cukup panas.
Namun apabila kondisi stasiun tidak rapi mulai dari
pakaian yang diletakkan sembarangan di kursi, lantai yang kotor, dapur yang
bau, serta dekorasi yang tidak sedap dipandang tentu malah membuat kita akan
semakin suntuk. Justru akan timbul ketidaknyamanan yang dirasakan sehingga
waktu istirahat yang ada menjadi tidak maksimal dan berujung pada hilangnya
konsentrasi saat bekerja. Bila hal ini terjadi kemungkinan terjadinya accident
pun cukup besar.
Di
pot operasi sudah mulai digalakkan kegiatan merapikan stasiun. Kegiatan ini
berupa mendekorasi ruangan yang ada di stasiun mulai dari ruang stasiun, ruang
rokok, ruang loker, dan beberapa stasiun juga mendekorasi musholla. Ternyata
antusiasme dari para pegawai cukup besar terkait hal itu. Bakat-bakat beberapa
pegawai yang suka desain pun tersalurkan. Semua stasiun mendekorasi secara
kreatif dan imajinatif seakan membuat istana mereka masing-masing walaupun
harus menggunakan dana patungan masing-masing personil di tiap stasiun. Namun mereka
melakukannya secara sukarela dan penuh semangat. Hal ini sesuai dengan tema
acara perlombaan yaitu dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Hasilnya semua
stasiun pun terlihat sangat indah dan berwarna warni.
Ruang
stasiun yang telah didekorasi membuat stasiun menjadi tempat yang enak untuk
dipandang. Suasana meeting di ruangan
menjadi lebih semarak. Pembagian kerja pun bisa menjadi lebih terarah. Di
‘istana’ yang baru ini, diskusi yang mengalir diharapkan bisa tercipta dan
ide-ide inovasi baru pun bisa dikumpulkan. Sehingga kualitas kerja yang
dihasilkan nantinya bisa lebih maksimal.
Untuk
pekerjaan di pot operasi kualitas kerja yang optimal sangat diperlukan. Kondisi
peralatan yang ada saat ini dimana untuk pekerjaan anode changing contohnya masih mengandalkan tenaga manusia tentu
kualitas pekerjaannya bergantung pada pegawai yang menjadi crane man dan helper
saat anode changing. Bagaimana pengeluaran keraknya, setting anodanya,
perapihan setelah selesai anode changing masih memerlukan tenaga dan kejelian
yang ekstra. Pikiran yang positif dari pegawai terutama yang melakukan
pekerjaan anode changing tentu dapat memberikan dampat yang positif terhadap
hasil kerja yang dihasilkan.
Begitupun
dengan kegiatan mempercantik ruang rokok. Perlu kita sadari saat ini hampir
separuh dari pegawai masih merokok. Ruang rokok yang juga dipercantik turut
membantu untuk menyegarkan kembali pikiran pegawai yang baru kembali dari
lapangan. Ditambah saat ini diperbolehkan menyalakan musik dari radio di ruang
rokok tentu dapat menjaga motivasi pegawai dalam bekerja. Bila pegawai sudah
merasa nyaman bekerja tentu enggagement
pun dapat meningkat. Meskipun juga tidak dibenarkan apabila berlama-lama
menghabiskan waktu di ruang rokok.
Beberapa
stasiun turut mengecat ulang ruang musholla dan ruang loker berdasarkan selera
masing-masing. Karpet di ruang mushola juga diganti dengan yang baru. Tujuannya
adalah agar dapat lebih khusuk lagi dalam beribadah sehingga terdapat
keseimbangan antara dunia dan akhirat. Ruang loker yang telah dicat ulang juga
membuat pegawai merasa senang dengan suasana baru yang mereka buat.
Selanjutnya
adalah bagaimana menjaga apa yang sudah dibuat. Tentu hal ini menjadi lebih
sulit untuk dilakukan sebab perlu konsistensi yang tinggi dari semua personil
di tiap tim yang ada di stasiun. Sebab apabila ada satu oknum saja yang berbuat
tidak baik dapat mengganggu apa yang sebelumnya sudah disepakati bersama. Beberapa
contoh perilaku menyimpang yang masih ditemukan adalah:
- Ruang stasiun yang sudah cantik, tapi peletakan buku ataupun koran masih sembarangan.
- Kemudian peletakan baju dari lapangan yang ditaruh begitu saja di kursi tidak langsung dijemur.
- Di ruang rokok sampah cemilan tidak dibuang ke tempat sampah ataupun rokok bekas yang dilemparkan melalui jendela sehingga terkumpul di teras stasiun.
- Ruang loker yang sudah diperindah tapi peletakan sepatu masih tidak rapi/tidak diletakkan di rak sepatu. Tentu akan merusak pandangan bagi siapa saja yang melihatnya.
Setiap
stasiun digunakan oleh 4 tim yang bekerja dimana masing-masing tim terdiri dai
10 orang. Sehingga total keempat puluh orang inilah yang secara bergantian
menggunakan ruang ‘istana’ ini. Tugas para pimpinanlah untuk mengontrol dan
mengawasi agar tidak ada perilaku yang menyimpang dari setiap personil di
stasiun tersebut. Hal ini sebenarnya tidaklah sulit karena para pegawai ini
hanya perlu diingatkan saja sebab dekorasi yang ada sebenarnya buatan mereka
sendiri yang tentu sangat disayangkan bila rusak akibat perbuatan sendiri. Jangan
sampai malah terjadi pembiaran terhadap kegiatan menyimpang ini karena apabila
satu perilaku menyimpang sudah dibiarkan sangat mungkin kawan yang lain akan
ikut melakukan penyimpangan yang sama. Sehingga tujuan awal yang sudah
disepakati bersama menjadi tidak tercapai.
Bila
stasiun sudah bersih dan rapi tentu pegawai akan merasa nyaman dalam bekerja.
Tidak ada di dalam pikirannya untuk ingin cepat-cepat pulang karena dia sudah
merasa nyaman di ‘istananya’. Bahkan pada tahapan yang lebih tinggi ada rasa
memiliki dengan ikut menjaga kebersihan dan kerapihan stasiun dari setiap
personil yang ada di stasiun. Apabila ada pegawai lain yang tidak rapi dia
tidak segan-segan untuk menegur tanpa harus stafnya yang menegur. Sehingga
impian untuk terbentuknya mindset
‘stasiunku istanaku’ bisa tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar