Gw diajak sama mas
Yendra ke Kawah Putih di Simalungun pas libur tahun baru Muharram. Lokasinya
berada di Desa Tinggi Raja yang termasuk wilayah Simalungun. Gw aja baru tau
ada tempat kayak gini di Medan. Jadi ya gw iyain ajalah. Pagi-pagi sekali saya
langsung ke Hotel Hermes menjemput mas Yendra. Kami berangkat ke sana
menggunakan motor gw. Sebelum berangkat tentunya kami sarapan dulu di hotel.
Hehehe sekalin gitu ceritanya. Rute ke sananya siy sebenarnya masi abu-abu
karena di literatur dibilang kalau lokasinya di wilayah Simalungun namun jalan
yang dilalui malah mengarah ke Lubuk Pakam. Tapi ya diikutin ajalah
patokan-patokan yang ada.
Berangkat dari hotel
sekitar pukul 07.30 kami langsung bergerak ke arah Lubuk Pakam. Dari sini pas
simpang empat ke bandara kuala namu dilanjutkan dengan berbelok ke arah kanan ke Galang. Jalan yang dilalui masih
mulus. Setelah memasuki wilayah Galang kemudian kami bertemu simpang yang
sedikit membingungkan antara ke arah Tebing Tinggi atau ke Simalungun. Setelah
bertanya kepada orang, ternyata dia menyarankan untuk lurus saja. Jadinya kami
ikutilah saran orang itu.
Kami melewati kebun2
nasabah kami yaitu Tolan Tiga dan PTPN 3. Hingga akhirnya kami sampai di
wilayah Dolok Masihul. Dari sini kami pun bertanya lagi. Menurut orang yang
kami tanya, dia bilang kami telah salah jalan. Namun kami bisa terus lurus
dengan resiko perjalanan lebih jauh lagi. Daripada kami memutar balik kami pun
memutuskan untuk lurus saja. Begitu memasuki simpang ke desa Tinggi Raja
jalanan mulai rusak. Bahkan sangat rusak. Bila dari medan sampai ke simpang ini
memakan waktu sekitar 2 jam, dari sini ke kawah Putih (yang bila jalannya rata
sebenarnya tidak terlalu jauh) memakan waktu sampai 1,5 jam. Kondisi jalan yang
parah ini sangat memeras tenaga kami.
Sepanjang jalan adalah
kebun2 milik perusahaan maupun perorangan. Jalan bagusnya hanya kalau memasuki
kebun perusahaan. Ckckckck. Sepanjang jalan tidak ada petunjuk mengenai obyek
wisata ini. Tapi orang2 yang kami tanyai sepanjang jalan bilang kalau ini memang
jalannya. Jadi kami terus melanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya kami ketemu
simpang dan disitulah baru terdapat petunjuk ke kawahnya.
Kami sampai di obyek
Wisata sekitar pukul 10. Di sini kami dikenakan biaya parkir sebesar 5 ribu
rupiah. Udah biayanya cuma itu doang. Murah banget kan ^_^. Di sini terlihat
bahwa obyek wisata ini memang masi belum dikelola dengan baik. Buktinya banyak
terdapat warung (terlihat masih baru) yang berserakan begitu saja. Kami
langsung menuju kawah yang dimaksud. Terbayar lunas pengorbanan kami selama
perjalanan karena pemandangan Kawah yang sangat indah.
Tapi jangan coba2
untuk memasukkan anggota tubuh ke sini karena panas banget euy. Berbeda dengan
kawah putih di Bandung yang airnya dingin. Airnya berwarna campuran biru dan
putih. Sungguh sangatlah indah. Apalagi banyak spot-spot yang bagus untuk
mengambil foto narsis. Hehehe. Jadinya kami terus berfoto-foto untuk
menghabiskan waktu. Kalo ada air panas berarti ada sumbernya. Itulah yang saya
masih belum tahu dari mana sumber air panas ini. Karena sepertinya tempat ini
memang masih baru. Mungkin masih dibawah 5 tahun tempat ini dijamah oleh
manusia.
Keberadaan warung yang
tidak beraturan menjadi salah satu nilai minus dari kawah ini. Sepertinya
pemilik warung ini merupakan warga setempat yang menganggap kawah ini adalah
wilayah mereka. Di sekeliling danau tidak ada petugas yang berjaga. Ada 3 spot
yang bagus di sekitar kawah untuk menikmati pemandangan kawah. Di pinggir kawah
ini pun terdapat pasir putih yang sangat indah.
Selesai berfoto ria di
kawah, kami berlanjut ke Sungai. Di Sungai ini kita bisa mandi-mandi dan juga
ada sumber air panas dari kawah putih. Di sini juga terdapat pondok-pondok yang
disewakan warga. Spot untuk mengambil fotonya pun juga sama bagusnya dengan di
Kawah. Di sungai ini juga terdapat goa yang bisa digunakan untuk bermalam.
Serta terdapat kolam kecil yang airnya hangat yang tidak langsung bersentuhan
dengan air sungai. Kami memutuskan
untuk berendam di sini. Dan semuanya gratiiiiiiss. Seandainya ada tukang pijat
disini tentunya semuanya lengkap rasanya. Saya pernah melihat tempat seperti
ini di Bali di mana terdapat kolam yang mengarah ke laut yang bila ingin
menggunakannya dikenakan biaya yang sangat mahal sekali.
Selesai kami berendam
di kolam pribadi, kami menuju ke bagian sungai yang ada air panasnya. Di sini
kita bisa luluran juga loh. Tapi kucuran air panasnya benar-benar panas
sehingga kita tidak bisa langsung mengenakan tubuh kita ke air panasnya.
Setelah bercampur dengan air sungai barulah airnya terasa hangat. Setelah
berendam di sini kami memutuskan untuk kembali ke Medan agar jangan sampai
terjebak hujan di tengah jalan.
Saat kami ingin
berganti pakaian, terlihat bahwa tempat untuk berganti pakaiannya sangatlah
jorok. Sangatlah menyebalkan. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak berganti
pakaian dan menggunakan pakaian yang basah ini untuk pulang. Orang-orang hanya
terpana melihat kami berdua bertelanjang dada menuju parkiran. Ketika kami
pulang ternyata sudah ramai sekali motor di parkiran. Awalnya kami kira tempat
ini akan sepi2 saja.
Kami diberitahu oleh
penjaga parkir bila dari Medan, ada jalan lain yang bisa dilalui. Jadinya kami
pulang menggunakan jalan yang berbeda. Ternyata benar walaupun jalannnya
sama-sama jelek bila dibandingkan dengan jalan kami pergi, namun untuk sampai
ke Jalan besarnya tidaklah terlalu jauh. Namun yang akan membingungkan kami
bila kami mau ke sini lagi adalah di persimpangan menuju jalan besar tidak
terdapat tulisan yang menginfokan mengenai kawah putih ini. Sungguh terlalu...
Kami pun mengetahui
dimana persimpangan yang seharusnya kami lalui. Di awal saat kami bertanya
setelah melewati Galang harusnya kami berbelok kanan ke arah Simalungun
bukannya lurus. Jalan pulang ini ternyata lebih cepat hampir 1 jam. Capek
deh... Kami sampai di medan pukul 4 sore dan kami makan siang di Rumah makan
Padang Sidempuan dulu sebelum gw mengantarkan mas Yendra ke hotel dan gw
kembali ke kosan.
Hal yang masih harus menjadi perhatian dari Pemerintah Wilayah adalah tidak adanya plang atau info mengenai jalan menuju ke Kawah Putih ini. Padahal objek wisata ini sangat potensial untuk dikembangkan. Selain itu juga di sepanjang jalan menuju obyek wisata ada orang2 yang meminta uang karena jalanan rusak. Sungguh menyebalkan sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar