Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya ketika mengikuti penarikan minat divisi rock climbing ke tebing ciampea. Tebing Ciampea terletak di kecamatan Ciampea kabupaten bogor. Dari UI hanya dibutuhkan waktu sekitar 2 jam jika jalurnya lancar untuk mencapai tebing ini. Tebing ini memiliki karakteristk berbatu kapur dengan banyaknya jalur sport yang bisa dipanjat.
Ini adalah untuk kedua kalinya saya ke tebing ini. Terakhir kali saya ke sana adalah pada bulan Agustus 2008. Sudah cukup lama tentunya. Apalagi mengingat perjalanan terakhir kegiatan pemanjatan saya adalah pada bulan januari tahun lalu. Sudah lebih dari setahun saya tidak memanjat di tebing alam. Di tambah fisik yang mulai membesar akibat jarang latihan, saya sendikit ragu apakah nantinya masih bisa nge-lead jalur bwat besok.
Awalnya saya mengira penarikan minat ini tidak jadi terlaksana, mengingat sudah hari Kamis namun tidak ada informasi apakah perjalanan ini jadi terlaksana atau tidak. Apalagi saya melihat instruksi-intruksi yang saya berikan sepertinya tidak dijalankan oleh Hendri selaku karomb seperti melakukan latihan, mengelist alat dan meminjam barang. Agak kecewa juga dengan PAB 2008 yang tidak memberikan bantuan secara maksimal padahal seharusnya merekalah yang membina angkatan yang baru ini. Udah cukup sulit bagi gw untuk meluangkan waktu untuk melakukan hal seperti meminjam alat ataupun mempersiapkan perjalanan ini.
Eh tanpa disangka-sangka pada Sabtu paginya saya di SMS bahwa ternyata PM ini jadi terlaksana!!! Kaget juga karena belum ada persiapan. Apalagi awalnya saya sudah punya beberapa acara yang harus dilakukan pada Sabtu Minggu ini. Yawdah saya pun berencana hanya datang ke sekret untuk melepas mereka dan baru akan datang pada hari minggunya saja. Ada banyak deadline yang harus saya kejar minggu depannya.
Pas sampe sekret ternyata hanya ada Harya dan Danu. Si karomb pun tidak kelihatan batang hidungnya. Sekret pun dalam kondisi terkunci. Sial sebenarnya jadi berangkat nga seh?? Untungnya si Danu memegang kunci sekret. Sehingga kegiatan packing pun bisa dimulai. Ketika melihat ke dalam sekret ternyata alat2 belum dinaikkan ke atas. Langsung saya ke sekret untuk mengeluarkan alat2. Dan.. jreng2.. “seperti biasa” setiap anak RC mau jalan kunci gudang selalu tidak ada.
Yawdah tentunya tanpa alat2 perjalanan ini tidak akan terlaksana. Sebenarnya udah nga heran lag kalo hal kayak gini sampai terjadi. Secara tahun lalu mulai dari PM, Pra ops, hingga MP kejadian yang sama juga terjadi. Padahal malam sebelumnya yang megang kunci masi terlihat nongol di sekret. Akhirnya saya mencoba lewat pintu samping, namun ternyata sudah dipaku sehingga tidak dapat dilewatkan lagi.
Yowes pasrah aja kalo nga ada kunci gudang berarti nga jalan. Dan sang karomb pun akhirnya datang juga. Saya pun menanyakan dimana kunci gudang dan dia pun tidak tahu di mana. Akhirnya kami pun berencana membuka paku yang menutup pintu samping. Ternyata cukup sulit untuk dibuka. Membuka lewat pintu depan ternyata lebih mudah tinggal didobrak saja. Huph akhirnya jadi juga jalan.
Saya baru diberitahu hendri bahwa ternyata Pringga tidak bisa datang. PAB 2007 tidak bisa diandalkan sama sekali. Kalo gitu sayala satu2nya senior yang bisa menemani mereka. Padahal saya nga ada persiapan sama sekali. Untunglah anak2 baru ini membawa barang yang lumayan banyak. Alat2 pemanjatanan pun sudah memenuhi kebutuhan minimal. Mengingat tebing yang akan dipanjat “hanya” tebing Ciampea.
Selesai packing, bang Sutar datang. Kaget juga tiba2 ngeliat dia. Awalnya saya mengira dia akan ikut, ternyata dia hanya datang untuk melepas saja. Yasuw nga pa2 lah. Sekitar pukul 11 packing pun selesai. Tidak ada yang melepas kami dari sekret. Yasuw the show must go on. Akhirnya karena Pringga yang awalnya ditunjuk sebagai kosar tidak datang juga akhirnya Sutar ditunjuk sebagai kosar.
Selesai upacara pelepasan, kami langsung capcus menuju haltek untuk kemudian menuju Pocin. Tidak perlu lama menunggu bikun kami diantarkan hingga pocin dan dari sana naik kereta menuju bogor. Rombongan kali ini terdiri dari saya sendiri, Hendri (PAB 2009a) selaku karomb, Sheba (PAB 2009b) selaku PJ konsumsi, Danu (PAB 2009b) selaku PJ dana, Gerry tamon (PAB 2009b) selaku PJ dokumentasi dan harya (PAB 2009b) selaku PJ perlengkapan.
Perjalanan di kereta tidak terlalu lama hingga akhirnya kami tiba di stasiun bogor dan kemudian langsung melanjutkan perjalanan menuju hingga laladon. Dari stasiun bogor hingga terminal laladon hanya memakan waktu 30 menit. Dari sini perjalanan diteruskan menuju tebing Ciampea. Kami memutuskan untuk mencarter angkot dikarenakan dari polsek Ciampea hingga kaki tebingnya tidak ada angkot dan jaraknyapun lumayan jauh.
Ongkos dari stasiun Bogor hingga laladon adalah 2.500@orang sedangkan ongkos carteran adalah 40.000. Sekitar pukul 2an kami tiba di kaki tebing Ciampea. Rencananya ami akan ngecamp tepat di bibir tebing. Harapannya untuk hari ini tidak ada yang akan ngecamp di sana. Namun ketika kami sampai di warung di bawah tebing kami melihat cukup banyak motor yang parkir di sana. Wah berarti bakal ramai nih hari.
Setelah beristirahat sebentar dan beramah tamah dengan bapak2 penjaga warung, kami langsung menuju mulut tebing. Setelah melalui tanjakan yang cukup menguras energi, akhirnya kami tiba di tebing Ciampea. Ternyata yang memanjat saat itu tak lain dan tak bukan adalah tetangga kami sendiri yaitu anak2 ESSISPAL yaitu pecinta alam SMA 49 yang lokasinya tidak jauh dari tempat kami.
Mereka ternyata ditemani senior mereka yang berasal dari Mapala UI dan Talaseta. Karena hari yang masi sore, maka kami memutuskan untuk mencoba memanjat jalur sport setelah makan siang. Karena jalur artificialnya yang rencananya akan kami pakai digunakan oleh anak2 ESSISPAL tersebut. Setelah makan siang yang cukup lezat buatan uni Sheba maka kami segera bersiap-siap untuk mulai memanjat.
Saat itu mulai terasa betapa sulitnya menjadi satu-satunya senior di atara anak2 baru ini. Rencana awalnya saya dan hendri akan turun ke bawah untuk mencuci piring sedangkan sisanya mempersiapkan alat panjat. Namun ketika saya kembali lagi setelah selesai mencuci anak2 baru tersebut malah sedang beristirahat dengan santainya.
Akhirnya saya juga harus turun tangan untuk menyiapkan alat2 panjat tersebut. Nanti pada saat evaluasi saja hal ini di bahas pikir saya. Kami rencananya akan memanjat jalur putin untuk pemanasan. Jalur yang tahun lalu gagal kami taklukkan kini kami coba lagi. Rencananya hari ini saya tidak memanjat karena mepersiapkan diri untuk ngelead keesokan harinya.
Yang akan ngelead adalah hendri dengan di bellay Sheba. Dengan sabar saya harus memberikan instruksi kepada mereka. Terutama untuk sheba yang akan membellay hendri. Hendri pun mulai melakukan pemanjatan. Runner pertama dan kedua dapat dengan mudah di pasang, namun untuk runner terakhir yang merupakan top dia gagal menyelesaikannya. Akhirnya sama saja dengan capaian tahun lalu.
Setelah berusaha sekian lama, akhirnya hendri menyerah juga. Lumayan untuk memberikan gambaran kepada anak2 baru ini bahwa memanjat itu tidak mudah. Ketika mencoba hendri sempat pull setinggi 1 meter. Untungnya sheba telah sigap untuk membellay.
Berikutnya harya mencoba untuk menyelesaikan jalur ini, namun ternyata dia gagal juga. Posisinya pun tidak lebih tinggi dari yang dicapai hendri. Saya pribadi melihat bahwa dia sebenarnya masih kuat jadi saya paksakan sekitar 15 menit dia bergelantungan di tebing namun tetap saja tidak berhasil. Saya melihat anak ini memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi pemanjat tangguh di kemudian hari ‘bila’ dia tidak merokok. Sesuatu yang saya sesalkan dari dirinya.
Setelah harya, pemanjat berikutnya adalah Danu. Sama seperti harya danu juga merokok. Menurut saya Danu juga merupakan peserta kegiatan yang paling tidak banyak bicara. Hari itu Danu juga terlihat kurang sehat. Alasannya dia bilang bahwa malam sebelumnya dia belum tidur. Memang hal ini terlihat dari staminanya ketika memanjat. Bahkan dia tidak bisa mencapai runner 2 dengan alasan injakan yang licin. Dari bawah kami terus menyemangatinya dan tidak mengindahkan ketika dia meminta untuk turun. Sampai akhirnya saya melihat bahwa dia sudah berusaha maksimal sehingga sudah saatnya bagi dia untuk turun.
Berikutnya dilanjutkan dengan Sheba. Untuk urusan semangat saya melihat cewe yang satu ini memiliki antusiasme yang cukup tinggi. Tinggal tekniknya saja yang perlu diasah. Secara stamina sheba juga memiliki stamina yang cukup baik dibandingkan para cowo. Itu terbukti dari semangatnya yang tidak pantang menyerah untuk mencoba memanjat terus ke atas. Setelah sekian lama menggelantung dia meminta turun. Saya menolaknya dengan harapan dia terus memaksakan diri hingga mencapai limit kemampuannya.
Pemanjat terakhir pada hari itu adalah Gerry. Cowo yang satu ini sebenarnya.berniat masuk GH. Dia ikut kegiatan ini hanya untuk merasakan pengalaman bagaimana rasanya memanjat tebing. Minggu lalu, ketika kami sama2 melakukan perjalanan penarikan minat gunung hutan saya melihat walaupun gerry seorang perokok namun fisiknya cukup baik. Apalagi sepertinya dirinya sudah cukup ditempa selama tinggal di manado dulu.
Fisiknya yang kuat terlihat dari tingginya panjatan yang dia capai. Dia mencapai posisi di mana hendri terjatuh tadi sebelum akhirnya terjatuh juga. Namun dia tidak patah arang dan mencoba lagi. Sayangnya pada percobaan kedua dimana fisik sudah menurun dia gagal mecapai atas. Awalnya saya meminta Gerry untuk langsung mengclean jalur sport ini karena besok kami tidak akan menggunakan jalur ini lagi. Namun melihat fisiknya yang sudah jauh menurun tentu sangat riskan bila dia jatuh nanti. Apalagi hujan yang mulai turun serta jalur yang cukup licin sehingga dipuutuskan bahwa runner ini akan di clean besok saja.
Pemanjatan hari pertama pun selesai. Saat itu hari sudah menjelang malam. Hujan rintik2 pun masi terus turun. Untungnya posisi tenda kami terlindung dari curahan hujan ini. Selanjutnya kami langsung mempersiapkan tenda dan menyiapkan makan malam. Beberapa anak baru juga terlihat berbincang-bincang dengan senior2 dari ESSISPAL menyisakan 2 orang yang masi harus mencari alat2 yang hilang.. Sekitar sejam kemudian anak2 ESSISPAL pamit ke bawah sehingga hanya tinggal kami di tebing.
Kami langsung menyantap makan malam ditemani susu coklat yang sepertinya unlimited milik gerry. Ada alasan yang lucu kenapa saya suka jalan2 dengan anak KAPA. Karena makanan yang dibuat jauh lebih enak daripada makanan di kutek ataupun kantek. Cuma di sini saya bisa makan 4 sehat 5 sempurna. Yang paling mantap tentu saja suguhan susu coklat baik untuk makan pagi, siang, maupun malam. hehehe
Selesai makan kegiatan selanjutnya adalah evaluasi hingga pukul10 malam. Selesai evaluasi, kami langsung melanjutkannya dengan perencanaan kegiatan yang akan kami lakukan pada keesokan harinya dan agenda yang paling ditunggu-tunggu FORTEK dengan orang yang berada di kursi panas adalah mba Sheba Bilqis . Sekitar pukul 2 kami pun tidur. Saya sendiri ‘dijajah’ oleh anak2 baru ini karena saya harus tidur di luar padahal tenday yang digunakan untuk tidur mereka adalah milik saya. Alhasl saya pun jadi sulit tidur. Apalagi terkadang angin berhembus dengan kencangnya dari berbagai arah karena saya memang tidak menggunakan jaket sama sekali.
Sekitar pukul 4 pagi saya dikagetkan oleh sorotan cahaya yang mengarah ke wajah saya. Ternyata mereka adalah anak LAWALATA serta satu orang turis dari Belanda. Wah berarti besok akan lebih ramai lagi mengingat anak2 dari LAWALATA IPB pun akan memanjat juga. Sejak saat itu saya tidak bisa tidur lagi.
Di pagi harinya ternyata karomb yang seharusnya membangunkan kami kebablasan. Malah saya yang memang tidak bisa tidur nyenyak semalaman membangunkannya. Kemudian kami melakukan pembagian tugas yang sudah direncanakan semalam. Saya dan harya akan mengelist alat, Sheba dan hendri memasak makanan, serta geri dan Danu mengambil air dan mencuci piring di bawah.
Sekembalinya Danu dan geri, kami mendapat kabar buruk bahwa Danu terjatuh dan punggungnya sempat mengenai batu. Kondisi fisik Danu yang sudah terlihat letih dari kemarin sepertinya akan bertambah buruk. Alhasil saya melihat bahwa bila dia tidak sanggup melakukan pemanjatan hari ini ya tidak usah dipaksakan daripada akan menjjadi semakin parah.
Skenario pemanjatan yang kami buat adalah saya akan mengelead terlebih dahulu dengan dibellay hendri. Kemudian dilanjutkan dengan hendri yang akan mengclean jalur tersebut. Pemanjat selanjutnya berturut-turut adalah harya, Danu, Sheba, dan Geri. Ungkin karena sudah cukup lama juga saya tidak memanjat, maka agak lama saya untuk mengembalikan feel memanjat artificial ini.
Apalagi spesialisasi saya adalah mencari lubang tembus dan dibagian bawah tidak terdapat lubang tembus sama sekali. Namun begitu stopper pertama terpasang, untuk rnner berikutnya menjadi tidak terlalu sulit lagi. Apalagi di bagian mendekati puncak banyak terdapat lubang tembus sehingga tinggal dipasang sling prusik dan sling webbing saja. Ketika berhasil mencapai atas lagi2 saya agak lupa cara membuat pitch. Sial.. Alhasil saya membutuhkan waktu sekitar 45 menit mulai dari ngelead hingga membuat pitch.
Pemanjat2 berikutnya tidak terlalu memiliki masalah. Setiap selesai memanjat mereka langsung turun menggunakan single rope teknik. Sebenarnya saya agak ribet juga karena setelah selesai membelay yang naik saya menyiapkan orang tersebut untuk turun. Setelah gerry selesai sampai di atas, maka anak2 yang lain yang berada di bawah segera naik ke atas lagi menggunakan jalur belakang untuk kemudian kami berfoto-foto bersama di atas.
Ketika anak2 baru ini berfoto2, saya mencoba mencari tempat untuk melakukan triple rope teknik. Sayangnya lokasii yang dulu kami jadikan untuk rappeling sekarang sudah tertutup semak perdu yang lumayan lebat. Cukup lama juga saya mencari namun saya tetap tidak dapat menemukan tempat tersebut. Akhirnya saya harus turun menggunakan jalur belakang bersama yang lain setelah sebelumnya mengclean semua alat di atas.
Kegiatan memanjat ini selesai sekitar pukul 12.30. Sesampainya di bawah kami langsung mengelist makanan dengan sebagian orang yang lain memasak makanan. Sembari memasak, kami mengobrol bersama bule yang datang semalam. Dia berasal dari belanda dan memang memiliki hobi travelling. Dia telah mengunjungi seantero Eropa ditambah Amerika Serikat dan meksiko. Indonesia adalah negara di Asia pertama yang dia kunjungi. Dari dia kami juga mendapat tambahan wawaan baru tentang negeri Belanda terutama masalah liberisasii di negara tersebut.
Selesai makan satu persatu kelompok pemanjat meninggalkan tebing. Selesai makan kami langsung melakukan packing dan bersiap untuk turun. Jam 2.30an kami telah siap untuk meninggalkan tebing Ciampea. Sayangnya ketika sampai bawah angkot yang menjanjjikan untuk menjemput kami tidak datang. Sehingga kami harus mencarter mobil colt hingga simpang polres Ciampea. Padahal saat itu hujan sudah mulai turun.
Sesampainya di polres kemudian kami menaiki lajur yang sama hingga sampai di Stasiun Bogor. Sesampainya di stasiun bogor kemudian kami menaiki kereta menuju stasiun UI hingga akhirnya dengan selamat kembali ke sekret. Di sekret kami sudah di tunggu bang Sutar yang menyambut kami. Selesai cheklist alat kemudian dilanjutkan dengan evaluasi hingga pukul 10.00 dan akhirnya kami kembali pulang ke rumah masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar