Budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan perilaku, kepercayaan, persepsi, dan nilai yang disepakati secara bersama yang berkenaan dengan keselamatan kerja. Dimana budaya keselamatan kerja diterapkan untuk mencapai performa K3 yang dijadikan prioritas utama dalam suatu perusahaan. Ada banyak bahaya ditempat kerja yang beresiko sebagai penyebab penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lemahnya kontrol manajemen K3 terhadap kegiatan kerja, keterbatasan kemampuan pekerja, perbuatan dan kondisi yang tidak aman.
Budaya kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan sangat dibutuhkan terlebih pada PT. Inalum agar mengurangi tingkat penyakit dan kecelakaan akibat bekerja. Setiap insan Inalum harus menyadari betapa pentingnya K3 di lingkungan kerja, penyakit ataupun kecelakaan akibat bekerja sangat merugikan banyak pihak. Kerugian yang sangat berdampak yaitu diri pribadi sebagai pekerja yang sementara waktu atau bahkan selamanya tidak dapat bekerja kembali, hal ini pastinya juga akan berdampak pada keluarga. Perusahaan yang terganggu produksinya, kehilangan konsumen akibat K3 di tempat kerja lemah dan banyak lagi akibat dari kecalakaan kerja lainnya. Oleh karena itu, budaya K3 harus ditumbuhkan disetiap insan Inalum.
Di gedung reduksi sendiri sangat banyak potensi bahaya yang sewaktu-waktu dapat mencelakai pekerja. Beberapa hal yang dapat dilakukan pekerja sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan kerja diantaranya:
1. Mengetahui
setiap potensi bahaya yang dapat terjadi
Suatu
tempat kerja akan memiliki potensi bahaya yang berbeda dari tempat kerja
lainnya. Ini bisa dipahami karena kondisi tempat kerja yang berbeda beda.
Namun, biasanya akan ada kesamaan pada potensi bahaya tertentu. Kategori
potensi bahaya tersebut meliputi :
a.
Biologis
Potensi bahaya yang termasuk dalam kategori ini yaitu
bahaya yang ditimbulkan oleh virus, bakteri dan serangga.
b.
Kimia
Kimia atau bahan berbahaya dan beracun merupakan potensi
bahaya kimia yang paling umum ditemukan ditempat kerja tingkat potensi bahaya
yang termasuk dalam kategori kimia tergantung dari sifat atau karakteristik
bahan kimia seperti bahan yang mudah meledak, mudah terbakar, beracun,
oksidator dan lain lain.
c.
Fisik
Potensi bahaya yang termasuk dalam kategori ini dapat
berupa: radiasi, suhu yang tinggi atau sangat rendah, tekanan yang tinggi dapat
berupa gas dalam tabung.
d.
Ergonomis
Beberapa potensi bahaya yang tergolong ergonomis adalah:
pergerakan yang berlebihan dan berulang, posisi berdiri serta duduk yang
terlalu lama terlalu banyak menggunakan pengangkatan manual.
e.
Fsikososial
Diantara potensi bahaya yang masuk dalam kelompok ini
adalah: jam kerja shift malam adanya konflik pribadi, beban kerja yang terlalu
besar, komunikasi yang tidak berjalan baik.
Banyak
hal di gedung reduksi yang dapat dikategorikan sebagai potensi bahaya. Oleh
karena itu setiap insan Inalum harus memiliki pengetahuan untuk memahami hal apa
saja yang dianggap sebagai potensi bahaya.
2. Selalu
ikuti prosedur kerja
Setiap pekerjaan harus
dilengkapi dengan standard operating procedure (SOP). SOP
dibuat sudah dengan mempertimbangkan faktor keselamatan. Selalu ikuti prosedur
kerja, meskipun anda sudah terampil melakukannya. Menggunakan jalan
pintas dengan mengabaikan SOP sangat beresiko dan bisa jadi anda celaka
karenanya.
3.
Laporkan setiap
kondisi tidak aman
Kondisi tidak aman bisa
muncul kapan saja. Memang, tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi
ketika menemukannya. Tapi, bisa jadi kondisi tidak
aman tersebut bisa menyebabkan kecelakaan kerja dan menimpa rekan kerja yang
tidak mengetahui kondisi tersebut. Maka, laporkan segera jika menemukan kondisi tidak
aman lebih cepat akan lebih baik, agar segera dilakukan
pengendalian bahaya.
4.
Pelihara kondisi peralatan kerja
Alat kerja yang tidak
layak
pakai bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan akibatnya bisa sangat
fatal. Maka program pemeliharaan peralatan menjadi sangat penting untuk
dilakukan secara konsisten. Jangan lupa pula untuk melakukan pengecekan sebelum
digunakan, untuk memastikan kondisinya baik.
5.
Jangan memaksakan bekerja ketika tidak sehat
Kadang kala orang salah
persepsi. Karena ingin terlihat rajin, dalam kondisi kurang fit atau sehat pun
masih memaksakan bekerja. Tindakan seperti ini sungguh sangat beresiko. Bukan
hanya untuk yang bersangkutan, tapi dapat membahayakan orang lain. Minta ijin untuk
istirahat dan memulihkan kondisi kesehatan itu jauh lebih baik.
Hal-hal
yang telah disebutkan diatas harus dibiasakan agar menjadi sebuah budaya, dan upaya
itu dikatakan berhasil ketika tidak melakukanya merasa menjadi sebuah hal yang
tabu dan ada rasa yang kurang pada diri setiap pekerja.